Twitter Hapus API Gratis, Akun Bot dan Base Terancam

Twitter di tangan Elon Musk kembali mengeluarkan keputusan kontroversial. Kali ini mereka mengumumkan akan menghapus API Twitter gratis. Keputusan ini akan mengancam keberadaan akun bot dan menfess, di mana banyak pengguna berkumpul layaknya grup Facebook.

Application Programming Interface (API) adalah jembatan untuk dua program berhubungan. Dalam kasus ini, API Twitter digunakan oleh situs web untuk menjalankan suatu tugas, seperti mengeksekusi perintah atau mengumpulkan data publik Twitter.

API gratis sedang disalahgunakan dengan buruk saat ini oleh penipu bot & manipulator opini. Tidak ada proses verifikasi atau biaya, jadi mudah untuk memutar 100 ribu bot untuk melakukan hal buruk.

– Elon Musk, CEO Twitter –

Bot di aplikasi Twitter menggunakan API ini untuk menjalankan perintah dasar seperti mengeluarkan tweet, mengumpulkan data secara (scrapping) secara otomatis.

Ada banyak macam bot di Twitter. Salah satunya @petabbencana yang membalas tweet dengan kata kunci tertentu. Ada pula bot lirik yang memposting lirik sebuah band setiap jam. Pun base atau menfess, juga termasuk akun bot yang memanfaatkan API Twitter.

Ada beberapa base/automenfess yang follower cukup banyak di Indonesia, seperti @Askrlfess, @worksfess, @collegemenfess hingga @collegemenfess.

Akun ini akan meneruskan pesan yang dikirim ke DM dengan kata kunci tertentu, lalu di-posting di akun tersebut. Mirip dengan grup Facebook, namun anonim. Banyak implikasi lain dari API berbayar ini, seperti login game yang mungkin nanti akan terputus, atau penelitian/riset yang menggunakan scrapping Twitter akan terhalang.

Kebijakan Twitter untuk meniadakan akses API Twitter ini mengharuskan admin bot atau menfess untuk membayar. Jika tidak, program tidak akan berfungsi.

API berbayar akan dimulai 9 Februari 2023 mendatang.

Akan banyak akun bertumbangan

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan bahwa akan berdampak besar ke Twitter secara umum.

“Banyak aplikasi-aplikasi yang selama ini terintegrasi melalui API, tentu mereka akan bermasalah nantinya karena harus membayar,” ungkap Ismail kepada kumparanTECH, Jumat (3/2).

Drone Emprit, tools analisa trending dan sentimen Twitter, juga menggunakan API Twitter dalam prosesnya. Ismail mengatakan belum memutuskan apakah mereka akan lanjut ke berbayar atau tidak, sebab belum ada keterangan detail dari Twitter.

Akun-akun bot/base/menfess juga kemungkinan besar akan bertumbangan, jelas Ismail. Namun admin bisa mengakalinya dengan membuat mencari profit seperti iklan, untuk menutup biaya agar layanan tetap berjalan.

Elon Musk mengatakan dalam sebuah tweet bahwa API Twitter dieksploitasi oleh aktor jahat. Dalam tweet yang sama ia mengatakan akan mematok harga 100 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 juta (kurs Rp 14.892).

Terkait ini, Ismail Fahmi mengatakan bahwa aktor propaganda akan tetap mengeksploitasi API Twitter meski membayar, sebab yang niat jahat selalu menemukan jalan.

“Mereka tidak masalah dengan membayar, cost untuk membangun narasi pun tidak masalah (jika harus) membayar ke Twitter, bisa di-abbuse juga.”

Namun di sisi lain, jika banyak akun biasa yang tutup gara-gara API berbayar, rasanya terlalu berlebihan jika tujuannya untuk menumpas aktor jahat, tambah Ismail.

Link: https://kumparan.com/kumparantech/twitter-hapus-api-gratis-akun-bot-dan-base-terancam-1zlOLOCScW2/full

Memahami Kenapa Muncul Fenomena ‘Ngemis Online’ di Media Sosial

Berbagai cara dilakukan beberapa orang untuk memperoleh uang terutama setelah munculnya media sosial. Terbaru viral fenomena ‘ngemis online’ lewat live sambil mandi lumpur di aplikasi TikTok.

Pengamat media sosial Ismail Fahmi menyebut fenomena ini lahir akibat munculnya keinginan semua orang untuk menjadi influencer di media sosial. Cara yang dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan membuat konten viral.

“Media sosial khususnya Tik Tok ini telah menimbulkan keinginan orang untuk menjadi influencer. Semuanya ingin menjadi influencer dan untuk jadi influencer, kan, harus menghasilkan viralitas,” ujar Ismail kepada kumparan saat diwawancarai, Rabu (19/01).

Semua konten tanpa memikirkan dampak positif dan negatifnya bagi penonton akan tetap diproduksi selama berpotensi untuk viral. Mulai dari konten lucu hingga berbahaya. Ismail menilai hal ini merupakan awalan keinginan mereka untuk menjadi eksis.

Melihat karakteristik penikmat media sosial di Indonesia, konten viral dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan konten yang kontroversial dan menyentuh emosional. Karakteristik ini setidaknya menjelaskan mengapa fenomena ‘ngemis online’ dengan cara mandi lumpur di live TikTok ramai diminati masyarakat Indonesia.

https://cdn-iframely.kumparan.com/iframe?api_key=a847ea3a&url=https%3A%2F%2Fwww.instagram.com%2Freel%2FCnlEQu2pEPh%2F%3Futm_source%3Dig_web_copy_link&surpass_error=1

“Kita sudah terlalu dicekokin oleh yang ada di TikTok itu for your page itu isinya konten-konten yang viral, isinya yang kurang mendidik, kebetulan manusia memang sukanya yang kontroversial dan emosional, bukan hal yang mendidik gitu,” jelas Ismail.

Melihat karakteristik penikmat media sosial di Indonesia, konten viral dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan konten yang kontroversial dan menyentuh emosional. Karakteristik ini setidaknya menjelaskan mengapa fenomena ‘ngemis online’ dengan cara mandi lumpur di live TikTok ramai diminati masyarakat Indonesia.

Ismail Fahmi, Analis Media Sosial Drone Emprit. Foto: Fauzan Dwi Anangga/kumparan
Ismail Fahmi, Analis Media Sosial Drone Emprit. Foto: Fauzan Dwi Anangga/kumparan

Hal ini sekaligus jadi penjelas beberapa fenomena viral yang sempat terjadi. Konten berbahaya seperti saat anak-anak menghentikan truk di pinggir jalan juga konten saat anak-anak membuat konten prank di YouTube.

Meski sering dikaitkan dengan faktor ekonomi, menurut Ismail, hal ini bukanlah penyebab konten tidak mendidik kerap viral. Baik dari kalangan kaya atau miskin, keduanya akan tetap memproduksi konten agak viral dan menggunakan segala sumber daya yang sesuai dengan lingkungan di sekitar mereka.

ADVERTISEMENT

Misalnya orang kaya membuat konten dengan pamer kekayaan mereka menggunakan pesawat jet pribadi. Sedangkan kalangan lainnya bisa menggunakan hal-hal di sekitar mereka misalnya membuat konten menangkap belut.

“Kalau konten yang viral itu, kan, enggak ada hubungannya itu miskin atau enggaknya. Mereka yang kaya pun sama, kan, basically-nya pengin viral ya,” jelasnya.

Membuat Platform Alternatif

Guna menghadapi tsunami informasi di media sosial dan sulit menghindarkan diri dari konten viral yang tak mendidik, Ismail Fahmi merekomendasikan untuk membuat platform alternatif. Menurutnya, ini bisa menghindarkan anak-anak Indonesia dari algoritma TikTok yang dikontrol oleh artificial intelligence (AI).

Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock

Cara ini serupa dengan cara kerja TikTok di China, yaitu pengguna usia 14 tahun ke bawah punya algoritma yang hanya menampilkan konten edukasi dan ilmu pengetahuan utamanya soal astronaut. Hal ini membuat anak-anak di China bahkan punya cita-cita sebagai astronaut, sesuai dengan konsumsi informasi mereka di media sosial.

Ide membuat platform alternatif sudah Ismail sampaikan ke pemerintah. Meski ia memahami bahwa konsumsi media sosial untuk usia dewasa mustahil dikontrol, setidaknya ada upaya untuk membuat pilihan untuk anak-anak.

“Jadi paling tidak ini usulan saya itu ke pemerintah kita bisa bikin alternatif pilihan, mungkin ada bikin TikTok versi Indonesia,” ujar Ismail.

“Di mana itu mengakses data TikTok-nya barangkali kemudian dekorasi dipilih menggunakan secara manual atau redaksi kita memilih konten-konten yang bagus yang educated atau pakai AI bila memungkinkan,” ujarnya.

Fenomena Emak-Emak Mandi Lumpur Ngemis Online di TikTok

Emak-emak live TikTok mandi di kolam.  Foto: TikTok/intan_komalasari92
Emak-emak live TikTok mandi di kolam. Foto: TikTok/intan_komalasari92

Viral fenomena ‘ngemis online’ live sambil mandi lumpur di aplikasi TikTok. Live video itu kadang menampilkan anak muda sampai emak-emak yang rela mengguyur tubuhnya menggunakan air atau lumpur demi mendapatkan koin yang bisa ditukar menjadi rupiah.

Dalam beberapa video bahkan live dilakukan dalam rentang waktu berjam-jam, dari siang hingga malam hari, sampai-sampai tubuh emak-emak yang tersaji dalam bingkai smartphone tampak menggigil kedinginan. Ironisnya, aksi nekat emak-emak mandi ini disebut-sebut karena permintaan anaknya.

Raut wajah dari emak-emak yang mencitrakan penderitaan membuat para penonton iba dan memberikan gift mawar, kacamata, unta, dan masih banyak lagi. Gift yang dikumpulkan ini bisa ditukar dengan uang atau saldo digital.

Link: https://kumparan.com/kumparannews/memahami-kenapa-muncul-fenomena-ngemis-online-di-media-sosial-1zfS6GDqVvA/full

Bongkar ‘Dapur’ Ismail Fahmi: Jagoan Analisis Medsos di Drone Emprit

Uzone.id – “Silakan masuk, maaf jadi repot-repot harus kemari,” sambut Ismail Fahmi, lengkap dengan logat Jawanya. Berbusana sederhana serba hitam, sandal rumah, senyum semerbak di wajahnya. Kediamannya ternyata merangkap kantor Drone Emprit, platform analisis yang sering wara-wiri di linimasa Twitter.

Sama sekali bukan ruko. Bersemayam di area Jagakarsa, Jakarta Selatan, rumahnya begitu megah dan cozy. Kami pun masuk ke dalam mengikuti Ismail – masih mengenakan sepatu sembari celingak-celinguk melihat banyak pajangan trofi yang menghiasi ruang depan.

Dari pintu masuk, tamu bisa langsung menyorot ruangan dengan pintu bertuliskan “Drone Emprit” dan “Media Kernels”. Hari itu sepi, tidak tampak karyawannya satupun. Ternyata timnya sedang WFH.

Kemudian kami menyusuri ruang tengah. Ada sofa panjang, TV set, grand piano, lalu menyambung ke meja makan, dan dapur bersih. Pemandangan di sisi kanan membuat mata sayu-sayu kami ini langsung segar berkat kolam renang berisi pantulan air berwarna biru. Tidak ada rencana berenang sama sekali tentunya, karena jadwal hari itu sudah diatur untuk shooting podcast Uzone Talks.

Suasana kediaman Ismail Fahmi merangkap kantor Drone Emprit di Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Foto: Uzone.id)

“Mau minum apa? Ngopi, nggak?” tanya Ismail.

“Saya air putih aja, mas,” jawab saya dan tim produksi.

“Yakin? Nggak mau kopi aja?” ia berusaha meyakinkan.

“Iya, mas. Perut saya bisa semaput nanti. Maklum, punya asam lambung,” jawab saya sembari tertawa.

Ha ha ha… kok bisa ya kalian melewatkan kenikmatan dunia seperti kopi begini? Saya punya cukup lengkap lho kopi lokal dari berbagai daerah,” saut pria asal Bojonegero ini, membalas tawa saya.

Setelah set interview rampung, percakapan kami pun dimulai. Sejak awal, kami sudah berniat untuk mengulik ‘rahasia dapur’ Drone Emprit – uniknya, percakapan kami pun berlangsung di area dapur rumahnya.

Ismail bercerita, ia berangkat ke Belanda untuk melanjutkan kuliah S2 dan S3 di Groningen University. Ia memulai pendidikan Master Degree di tahun 2003, kemudian lanjut PhD di 2004.

Baca juga: Drone Emprit Soal Deepfake: Kengerian AI hingga Ancaman Tipuan di 2023

“Saya lulus Master PhD di tahun 2009. Saat itu ingin balik ke Indonesia, ingin bikin perusahaan. Tapi saya cuma punya ilmu natural language processing (NLP) dan AI. Bisnis saya nggak ngerti, model nggak punya. Jadi ya sudah, saat itu bikin yang saya bisa saja, karena saya ingin ilmu saya ini terpakai, ini ilmu keren,” ujarnya santai.

Kala itu, ia membuat portal digital berbasis text analysis – belum ada namanya sama sekali.

“Kita menggunakan text analysis, misalnya dari pemberitaan, nanti setelah dianalisis, bisa langsung tahu siapa bicara apa, dua orang berpendapat apa. Di situ kita eksplorasi teks, dulu medsos belum marak seperti sekarang,” lanjutnya.

Setelah mengembangkan portal analisisnya itu, Ismail kembali ke Indonesia pada 2014. Niatnya mau seriusin bikin perusahaan. Namanya masih sebatas Media Kernels dengan klien komersial.

Sembari mengembangkan teknologi analisisnya, ia menemukan fenomena menarik kala itu. Indonesia penuh gonjang-ganjing Pilpres dan lain-lain. Analisis Media Kernels pun tak lagi bergantung pada media online saja, tapi juga menambahkan variabel data dari media sosial.

Galau “salah jurusan” yang tak mengenal bulu

Banyak di antara kita pasti pernah merasakan kebimbangan saat awal kuliah. Mendadak merasa salah jurusan karena shock dengan mata kuliah yang diajarkan tidak sesuai minat atau kebisaan kita. Hal ini ternyata menimpa seorang Ismail Fahmi juga.

Lulusan ITB jurusan teknik elektro ini mengaku lebih tertarik mengulik internet dan hal-hal berbau komputer dan programming.

“Dari jurusan awal saya di ITB, harusnya saya belajar tentang telekomunikasi. Tapi menurut saya internet dan programming itu banyak hal menarik yang bisa diolah. Ternyata ketika tiba di Belanda untuk lanjut Master dan PhD, saya malah merasa salah jurusan,” kisah penerima ‘Best Person of The Year’ Uzone Choice Award 2022 ini.

Alih-alih masuk ke Computer Science seperti universitas lain, jurusan Information Science yang dia ambil berada di fakultas Faculty of Arts.

“Di sana saya harus belajar sastra. Padahal di pikiran saya itu sudah langsung belajar NLP – ilmu tentang bagaimana kita mengajari komputer supaya mengerti bahasa manusia. 6 bulan di PhD saya merasa gak jelas, saya harus belajar bahasa sampai detail seperti SPOK segala,” ungkapnya.

Baca juga: Pemilu 2 Tahun Lagi, Kominfo Siapkan Ruang Digital Bebas Hoaks

Setelah sempat putus asa dan merasa ingin kembali ke Indonesia seperti anak-anak galau pada umumnya, ia kemudian menemukan fakta yang membuatnya kembali semangat dan back on track.

Ternyata, ilmu bahasa tersebut menjadi ilmu dasar yang dipakai oleh Google dan perusahaan mesin peramban lain untuk membuat search engine yang cerdas.

“Setelah tahu bahwa ilmu bahasa seperti itu menjadi dasar search engine cerdas seperti Google dan lain-lain, saya langsung semangat belajar. Jadi sebenarnya kalau ditanya kenapa saya terlihat suka dengan hal-hal berbau high tech, ya nggak datang ujug-ujug juga. Bisa dibilang malah kecelakaan ya, karena saya nggak langsung suka,” tutur Ismail sembari tertawa.

Bisa disimpulkan, bekal Ismail untuk kemudian membesarkan platform Drone Emprit adalah berasal dari teknologi AI, NLP, dan tak lupa teknologi bahasa.

Asal usul nama Drone Emprit: banyak yang keliru

Usai Ismail menyatukan sumber pemberitaan dari media online dan percakapan di media sosial sejak 2014, kondisi tren media sosial pun semakin ramai.

Ia becerita pada 2016 banyak terjadi demo di Monas Jakarta dan kondisi politik dan sosial di masyarakat semakin memanas menjelang 2017.

Kala itu, ia melihat dari dasbornya, banyak hoaks dan bermunculan kubu-kubu yang berusaha memprovokasi topik-topik tertentu sesuai keyakinan masing-masing.

“Ada kelompok A bicara tentang sesuatu, kelompok B bilang beda karena kontra, lalu pembahasan kacau ini menjadi trending. Publik lihatnya timeline saja. Pun begitu di Facebook, kalau percaya tentang A ya maunya berteman dengan teman A dan kelompok A saja,” tuturnya.

Dari situ ia semakin tergerak untuk mengungkap peta penyebaran pembahasan viral yang membuat masyarakat jadi terpecah-belah.

“Masyarakat itu tidak punya gambaran umum, cuma lihat timeline saja. Sementara di dasbor saya kelihatan semua – siapa yang memainkan isu viral tersebut, isunya apa, pertempurannya seperti apa. Dari situ, saya pikir masyarakat harus tahu bahwa ada yang sedang memanipulasi opini ataupun menyebarkan satu gagasan – tentu saja gagasan yang tidak benar karena itu berbahaya sekali,” jelas Ismail.

Kisah yang tak kalah menarik di tengah panasnya kondisi politik dan sosial masyarakat di penghujung tahun 2016 ternyata berkaitan dengan nama di balik “Drone Emprit”.

Suatu hari Ismail sedang di rumah, memperhatikan dasbor platformnya seperti biasa sambil menganalisis. Saat itu sedang ada demo di Monas dan ia sudah bersiap merilis laporan analisisnya itu, namun tiba-tiba ia bingung.

“Rilis pakai nama apa, ya? Kalau pakai nama perusahaan, bisa repot karena ada pembahasan soal politik ‘kan, tidak enak dengan klien saya,” katanya.

Kemudian ia terbesit ide nama “drone” sebagai kiasan alat yang bisa terbang seperti pesawat untuk menyebarkan sesuatu – dalam hal ini informasi berupa data – berupa wujud atau ikon burung yang terinspirasi dari Twitter sebagai media sosial yang sering menjadi acuannya dalam pengumpulan data.

“Drone berwujud burung ini bisa dibilang terinspirasi dari Twitter, tapi ya kami gambarnya kecil dan setahu saya burung kecil ini namanya emprit. Banyak yang keliru dikira saya ini jual drone atau menggunakan drone apalah itu,” katanya.

Ia melanjutkan, “jadi Drone Emprit ini seperti nama pena dari Media Kernels.”

Cara kerja para jagoan analisis di Drone Emprit

Sebagai pendiri, Ismail mengaku saat ini ada 2 perusahaan yang ia bawahi. Media Kernels menjadi wadah untuk pengembangan teknologi media monitoring, analytics, big data, dan system intelligence. Isinya ada 7 orang, semuanya engineer.

Satu lagi perusahaannya diberi nama Astra Maya, ini adalah tim yang membantu analisis Drone Emprit. Tentunya karyawannya analis semua yang terdiri dari 30 orang dan memiliki latar belakang pendidikan sosial dan politik.

Secara umum, tim analis Drone Emprit dapat mengakses dasbor mereka untuk melihat trending topic dari Twitter. Semua data dapat diambil dari hari ini, kemarin, hingga 7 hari terakhir.

“Dari situ, kita pilih mana yang mau dianalisis. Harus selektif, karena seringkali trending topic isinya terlalu random. Setelah memilih trending topic, kita masukkan keyword tertentu, lalu dipelajari. Jika keyword yang dipilih banyak yang pakai, nanti data terkumpul. Biasanya kami ambil data 7 hari terakhir dan real time ke depan,” terang Ismail.

Data yang terkumpul pun diakuinya sudah lengkap terdiri dari social network analysis, bot, sentiment analysis dan lain-lain. Semuanya tinggal dicek di dasbor, lalu pilih mana saja yang mau diambil.

Jika analis mau melihat trennya seperti apa, dasbor Drone Emprit akan menyajikan grafik fluktuatif alias naik-turun, dari situ bisa diklik untuk mengetahui sumbernya. Setelah itu, mereka membuat analisis lengkapnya untuk dipublikasikan di situs agar masyarakat bisa baca, ataupun diberikan ke klien.

“Twitter memang menjadi medsos yang paling mudah untuk mendapatkan data. Semua percakapan dapat kita kumpulkan secara gratis maksimal 7 hari ke belakang. Platform ini juga menyediakan trending topic yang sering menjadi informasi penting, dan juga merepresentasikan apa yang sedang ramai secara nasional,” lanjut Ismail.

Sejauh ini, Ismail terus menekankan bahwa Drone Emprit adalah platform analisis, bukan perusahaan big data. Ia mengatakan bahwa big data hanya salah satu teknologi yang mereka gunakan untuk mengelola semua data yang masuk.

“Data yang terkumpul itu bagai air bah yang masuk ke plaform kami, jadi harus dikelola. Yang penting dari root Drone Emprit adalah analisisnya. Kami ingin mengelola data besar dari medsos dan media online melalui teknologi analisis yang membantu kita memahami isi percakapan dan pemberitaan. Kami hanya berpihak kepada data,” tukas Ismail.

Percakapan pun ditutup dengan pesan Ismail kepada para generasi muda untuk sering-sering melihat netiquette, atau etika dalam berinternet.

“Hoaks itu ada di mana-mana. Saya nggak akan memberikan tips banyak-banyak, yang penting kalian baca seksama tentang netiquette. Niscaya kalian akan menjadi pengguna internet yang baik dan bijak,” tutupnya.

Link: https://uzone.id/bongkar-dapur-ismail-fahmi-jagoan-analisis-medsos-di-drone-emprit

Wawancara Ismail Fahmi: Akun-Akun Bot Pendukung Anies, Erick, Ganjar Sudah Bermunculan

April lalu, saat hendak mengakuisisi Twitter Elon Musk berjanji akan memusnahkan akun-akun bot politik penyebar pesan massal (spam). Selang sebulan setelah ia resmi menguasai Twitter janji itu benar-benar dilakukannya.

Per Desember 2022 tim Twitter sedang gencar men-suspend akun-akun bot politik. Seberapa besar pengaruhnya meredam polarisasi di media sosial?

Twitter telah menjadi medan “pertempuran baru” bagi para politikus, partai, dan para pendukungnya. Lewat media sosial mereka yang sedang mengikuti kotestasi entah itu pilpres, pileg, hingga pilkada bisa mendulang dukungan sekaligus menjatuhkan pihak lawan.

Ada beragam rupa taktik yang bisa dilakukan dalam upaya memenangkan pertempuran di Twitter, salah satunya menggunakan akun bot. 

Lewat akun bot sebuah isu sensitif serupa black campaign dan serangan-serangan bersifat SARA bisa menjadi pembicaraan popoluar (trending topic). Namun isu semacam ini dinilai kontributif memperkuat polarisasi di masyarakat.

Agung Pratama S. dari Narasi mewawancarai Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi untuk mengetahui bagaimana cara akun bot bekerja dan sejauh apa dampak pemusnahan akun bot politik yang dilakukan Elon Musk bagi polarisasi.

1. Bagaimana sebenarnya cara kerja akun bot di Twitter?

Bot itu adalah program komputer yang isinya melakukan scheduling berupa mem-posting pesan-pesan tertentu atau me-retweet dari akun akun tertentu sesuai dengan target isu dan waktu tertentu juga.

Jadi mereka pakai program saling me-retweet, saling posting, dengan materi-materi yang sudah disiapkan.

Biasanya akun bot ini  tidak berinteraksi dengan akun-akun umum namun hanya dengan akun-akun tertentu saja, dan arahnya memang untuk keperluan khusus misalnya untuk mengangkat satu tagar khusus, atau mungkin menyebarkan pesan tertentu yang ada dalam release lewat meme, infografis. Dan itu biasanya dibuat oleh satu kelompok khusus.

2. Apa yang membedakan akun bot dengan akun anonim

Kalau akun anonim itu akun yang dipegang oleh user real. Cuma nama akunnya, profile picture-nya, kemudian nama yang muncul itu tidak menggabarkan orang yang memegang. Makanya disebut dengan anonim.

Dia bisa menggunakan nama apa pun dengan akun apapun. Gambarnya juga bisa apa pun tapi tidak menggambarkan aslinya, itu disebut dengan anonim. Tapi di baliknya tuh orang real ya kadang-kadang dia ingin menyembunyikan diri aslinya.

Nah berbeda dengan bot. Bot itu kan program komputer ya, dan itu gambar (profile picture-nya) bisa gambar orang, bisa nama orang, tapi enggak benar semua, jadi di baliknya program komputer.

Kalau akun anonim itu masih bisa berinteraksi melakukan engagement dengan akun-akun biasa. Sama dengan akun natural biasa, itu akun anonim ya.

Bagaimana membedakan biasanya itu dari yang paling gampang itu dari follower ya dan interaksinya, dan apa yang di posting gitu.

Akun bot itu biasanya follower-nya enggak banyak atau follower-nya di antar mereka saja. Kalau kita lihat di timeline, kalau di klik gitu, isinya sama, temanya biasanya sama semua, biasanya memang ngangkat salah satu tokoh saja gitu ya atau memposting tentang satu produk saja, enggak ada yang lain.

Nah kalau anonim itu masih bisa dia ngomong tentang sehari-hari, kadang ngejoke. Kemudian juga kadang nyerang, kadang politik ya, dan lebih natural gitu ya, cuma tidak nama asli gitu sih.

BACA JUGAAmbisi Elon Musk Musnahkan Akun Bot Politik di Twitter, Emang Ngaruh ke Polarisasi?

3. Sebenarnya seberapa besar pengaruh akun bot ini dalam merepresentasikan citra suatu tokoh atau suatu peristiwa?

Akun bot itu biasanya dipakai ketika sebuah isu kurang diangkat atau tidak mau ada orang asli atau akun anonim yang angkat.

Jadi misalnya orang males lah  mempromosikan peresmian apa gitu ya, orang males ya, ya sudah pakai bot-bot aja untuk nyebarin, kemudian ada trending topicnya, me-retweet saja gitu.

Nah akun-akun bot itu bisa dipakai mempengaruhi, jadi publik akhirnya yang tadinya enggak tau tentang suatu isu karena di Twitter ada trending topic yang dibuat oleh bot jadi tau isu itu.

Ketika di klik trending topicnya ke-load pesan-pesan yang dibawa oleh si akun bot. Jadi bisa dia mempengaruhi bisa mempengaruhi opini publiknya.

4. Jadi penggiringan opini bisa berawal dari akun bot tersebut?

Tergantung isunya ya. Kadang-kadang untuk isu-isu yang tidak popular, publik enggak mau angkat, atau mungkin isunya sensitif ya, baik akun anonim maupun akun natural mereka enggak mau ketahuan kan ikut memulai misalnya, itu kadang diserahin sama botnya.

Saya lihat itu beberapa kali misalnya pas pilpres. Ada isinya serangan-serangan black campaign. Enggak ada itu akun betulan yang mau ngeposting karena takut. Nah yang nge-posting adalah akun-akun bot.

Setelah lama-lama jadi ramai, baru akun akun anonim atau akun natural ikut terlibat. Jadi akun bot ini bisa sangat berguna dalam memulai sebuah isu, narasi, atau mengamplifikasi isu narasi yang sudah ada dibuat lebih ramai lagi bisa.

5. Siapa biasanya target akun-akun bot?

Akun bot itu biasanya mereka tuh mengejar trending topic, ya jadi siapa pun. Yang lain-lain juga ada ngasih komen-komen gitu ya. Tapi kalau yang di Twitter itu biasanya mereka ngejar trending topic.

Kalau sudah trending topic itu kan isi trending topic akan dilihat oleh user seluruh Indonesia kan, akhirnya media melihat, user melihat, TV melihat.

Mereka berharap itu bisa di pick up, bisa diambil kayak promosi dia. Jadi targetnya itu siapa pun tergantung topiknya. Apakah tentang politik atau tentang entertainment. Apa pun gak ada masalah api strateginya adalah membuat supaya jadi trending topic,menjadi ramai percakapannya.

6. Seberapa berpengaruh akun bot politik terhadap polarisasi?

Polarisasi itu kan tergantung isi ya, tergantung narasinya, isinya, dan pesannya.

Kalau bot itu isinya tidak mengajak terpolarisasi misalnya tidak menjatuhkan, memecah belah, membuat sebutan-sebutan misalnya kadrun, cebong, ya enggak menimbulkan polarisasi.

Tapi kalau isinya mengajak memecah belah orang, memberi label-label, itu bisa membantu polarisasi. Menyerang sana, menyerang sini, mendukung sana, mendukung sini, misalnya seperti memberikan feeding informasi pada satu kelompok pengguna untuk menyerang kelompok pengguna yang lain, ya itu bisa sangat membantu terjadinya polarisasi.

7. Memasuki tahun politik Pemilu 2024 ini apakah polarisasi yang dimainkan akun-akun bot sudah terjadi?

Di Twitter enggak pernah berhenti ya tentunya polarisasi sejak dulu sampai sekarang jalan terus. Apalagi nanti ini saya lihat juga sudah mulai kelihatan calon-calonnya, terutama saya lihat antara pendukung Anies sama pendukung Ganjar, dan Erick ya. Itu saya lihat mulai banyak akun-akun dari salah satu kubu ya.

Ya saya enggak perlu sebut, membentuk klaster-klaster kecil. Bentuknya saya lihat ke polanya seperti pola robot gitu ya untuk menyerang calon yang lain. Ya sebetulnya ini bukan hal yang baru juga yang sejak sebelum-sebelumnya juga selalu berjalan dengan cara seperti itu.

8. Apa tujuan pembentukan klaster-klaster akun bot kubu Anies, Ganjar, dan Erick?

Tujuannya memang, biasanya sih tujuannya sih untuk medelegitimasi calon lawan dan supaya sentimennya positif untuk calon yang didukung.

9. Berarti polarisasi itu sebetulnya tidak pernah surut ya, cuma dengan aktor yang baru gitu ya mas.

Ya menjelang Pilpres

10. Seberapa berpengaruh langkah Elon Musk memusnahkan akun bot politik terhadap polarisasi?

Ya. Saya kira harusnya bisa mengurangi. Ya memang belum sempurna ya, kemarin kan sudah banyak tuh akun-akun diblokir, melalui algoritma.

Cuma kelemahannya ternyata banyak akun-akun yang harusnya bukan buzzer, akun biasa saja, kena blokir, karena perilakunya dianggap seperti akun robot ya, nah itu ada kelemahannya.

Tapi sebetulnya kalau ini ditingkatkan terus kemampuan algoritma pendeteksi robot tadi, itu bisa sangat membantu mengurangi, saya yakin itu bisa menekan gitu, terutama akun-akun bot.

Jadinya kan membuat akun bot begitu bikin, ter-suspend, bikin baru lagi, jadi terhambat gitu. Tidak akan menghilangkan sama sekali, tidak, karena mereka tetap bisa bikin baru lagi, Cuma karena terdeteksi, kemudian di suspend lagi, ya akhirnya jalannya akan lebih pelan dibanding sebelumnya.

Penulis: Agung Pratama S. – Editor: Akbar Wijaya

Link: https://narasi.tv/read/narasi-daily/wawancara-ismail-fahmi-akun-akun-bot-pendukung-anies-erick-ganjar-sudah-bermunculan

Uzone Choice Award 2022: Ismail Fahmi Jadi ‘Person of the Year’ Teknologi

Uzone.id – Peningkatan penggunaan media sosial begitu pesat, khususnya sejak pandemi. Begitu banyak konten berseliweran, ada yang akurat, ada yang terkontaminasi oleh misinformasi hingga hoaks. Di sinilah peran Drone Emprit, platform analisis media sosial gubahan Ismail Fahmi.

Sebagai catatan, per Januari 2022 tercatat ada 191 juta user media sosial di Indonesia, naik sekitar 12,35 persen dibandingkan tahun 2021. Kehadiran hoaks di ranah digital memang menjamur dan sudah menjadi tugas bersama untuk memberantasnya.

Nah, Drone Emprit sebagai salah satu platform karya anak bangsa hadir untuk menganalisis berbagai tren, hingga penyebaran konten SARA dan hoaks.

Baca juga: UCA 2022: Best E-commerce for UMKM Jatuh ke Tokopedia

Berbasis big data, artificial intelligence (AI) dan Natural Learning Process (NLP), Drone Emprit sejak pandemi kian melambung sebagai rujukan monitor yang dapat menganalisis peta Social Network Analysis tentang asal hoaks, penyebarannya, siapa influencer pertama, hingga siapa saja kelompok penyebarnya.

“Ismail Fahmi, anak bangsa yang juga seorang founder Media Kernels Indonesia, mengembangkan Drone Emprit ini sejak 2009 di Belanda,” tutur Komisaris Utama PT Metranet, Fajrin Rasyid di panggung Uzone Choice Award (UCA) 2022 di Bengkel Space, SCBD Jakarta, Rabu (14/12).

Ia melanjutkan, “bisa kita akui, sistem analisis Drone Emprit berjasa sebagai acuan netral untuk memerangi hoaks. Tak heran jika drone ciptaannya dimanfaatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyaring konten porno dan hoaks.”

Penghargaan ‘Person of the Year’ UCA 2022 untuk industri teknologi ini diberikan kepada Ismail Fahmi. Ia pun hadir di acara seremonial penghargaan bersama istri dan anaknya.

“Terima kasih banyak kepada Uzone yang telah memilih saya sebagai Person of the Year di Uzone Choice Award tahun ini. Saya persembahkan penghargaan ini untuk para netizen yang semangat melawan hoaks. Semoga penghargaan ini juga menjadi semangat baru bagi tim Drone Emprit untuk terus berkarya dan memanfaatkan teknologi AI dan big data demi kemajuan konten digital lebih sehat,” ungkap Ismail saat menerima piala.

Selamat untuk Ismail Fahmi dan Drone Emprit!

Link: https://uzone.id/uzone-choice-award-2022-ismail-fahmi-jadi-person-of-the-year-teknologi

Temuan Drone Emprit: Erick Thohir Dipercaya Mampu Majukan Indonesia

VIVA Nasional – Menteri BUMN Erick Thohir dikenal sebagai pemimpin yang visioner. Orang nomor satu di Kementerian BUMN tersebut dinilai memiliki banyak inovasi untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia ke depannya.

Berdasarkan temuan dari lembaga analisa media sosial Drone Emprit, masyarakat percaya Erick Thohir bisa membawa kemajuan untuk Indonesia ke depannya.

Baca Juga : Isu Reshuffle Kabinet, Demokrat Singgung Menteri Genit Kampanye Demokrat Punya Harapan Begini Kalau Jokowi jadi Reshuffle Kabinetnya “Erick Thohir dipercaya mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia,” terang Founder of Drone Emprit, Ismail Fahmi.

Seperti diketahui, Erick Thohir telah terbukti bekerja nyata untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia. Ia tanpa henti mendorong generasi muda di Nusantara untuk merangkul perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi dan digitalisasi. Bahkan, digitalisasi juga dilakukan Erick Thohir di lingkungan Kementerian BUMN.

Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan BUMN yang memanfaatkan sistem digital. Seperti halnya PLN, Telkom, holding Ultra Mikro (UMi), ASDP, Bio Farma dan platform PaDi UMKM. PLN saat ini melakukan inovasi dengan smart meter, smart grid, smart distribution, smart procurement, hingga transformasi bisnis. Inovasi tersebut dapat menjadi kunci untuk menekan subsidi listrik yang salah sasaran, komplain dari konsumen, serta mengurangi kasus pencurian listrik.  Menteri BUMN Erick Thohir.

Program ini dapat menjadi fondasi bagi pemerintah dalam mewujudkan transparansi program pemerintah dan mampu menekan korupsi pada setiap program pemerintah.  Sedangkan UMi didorong Erick Thohir untuk menggabungkan satu data usaha ultramikro dan UMKM oleh Bank BRI, Pegadaian dan PNM. Digitalisasi pelayanan turut dilakukan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang transportasi yakni ASDP. 

Pelayanan digital yang dilakukan ASDP terbukti mampu mengurai persoalan antrean panjang dalam penyeberangan Merak-Bakauheni. Pemesanan tiket kapal secara daring membuat tidak ada lagi antrean di pelabuhan tersebut. Hal itu berdampak baik meningkatkan pergerakan penumpang hingga 40 persen. 

Terkait dukungan untuk UMKM, Erick Thohir membuat platform bernama Pasar Digital (PaDi) UMKM. Platform itu mempertemukan BUMN dengan UMKM di berbagai bidang, seperti periklanan, jasa konstruksi, katering, dan mebel.  Terakhir, Bio Farma berhasil menciptakan sistem yang dapat memantau secara langsung penyebaran vaksin Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini bertujuan agar vaksin Covid-19 terpantau dengan transparan dan mengurangi adanya penyelewengan. Maka dari itu, masyarakat percaya Erick Thohir tidak hanya bisa membawa kemajuan bagi Indonesia, namun juga memberikan dampak besar terhadap perekonomian. “Erick Thohir juga sukses ciptakan dampak positif besar pada penguatan ekonomi kemudian semakin diminati oleh masyarakat,” pungkas Fahmi.

Link : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1554334-temuan-drone-emprit-erick-thohir-dipercaya-mampu-majukan-indonesia?page=all
Oleh : Bayu Nugraha

Data Drone Emprit: Anies Paling Banyak Dibincangkan Disusul Ganjar

Jakarta, CNN Indonesia — Anies Baswedan memuncaki perbincangan di media sosial menurut data Drone Emprit. Namun perbincangan soal Anies tidak melulu diisi dengan nada positif. 
“Selama November, pemberitaan dan perbincangan seputar Anies, jauh di atas para tokoh politik lainnya. Puncak pembahasan terjadi pada 5 November, didorong kunjungan Anies ke Medan,” demikian data tersebut seperti ditulis pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi lewat akun Twitternya.

Dalam data tersebut, Ganjar Pranowo berada di posisi kedua. Jumlah pembahasan soal Ganjar naik tinggi pada akhir November didorong pembahasan tentang ‘Rambut Putih’.

Lihat Juga :

Deret Sanksi bagi Kreator ‘Berbayar’ yang Langgar Aturan YouTube
Drone Emprit juga mencatat pergerakan naik ditunjukkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir lantaran partisipasi BUMN dalam G20 dan dukungan Erick untuk ikut pada Pilpres 2024.

Selain jadi kampiun soal perbincangan di media sosial, Anies juga menurut Drone Emprit menjadi tokoh “yang populer dalam pemberitaan dan perbincangan di media sosial, diikuti Ganjar dan Prabowo Subianto. Sedangkan sandiaga Uno dan Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang paling minim popularitasnya”

Dalam grafik yang dipublikasikan, Anies total mendapat angka 786.292, disusul Ganjar dengan 426.527 dan Prabowo Subianto dengan angka 202.455. Angka tersebut merupakan penggabungan dari jumlah mention di media sosial dan pemberitaan.

Ismail mencuit, di media online Anies dengan jumlah mention 40.791 menjadi tokoh yang paling banyak diberitakan. Di belakangnya, ada Ganjar Pranowo (30.740 mention), dan Andika Perkasa (14.4378 mention).

Sementara di media sosial, Anies mendapat mention 745.501 dan menjadi tokoh yang paling banyak dibincangkan. Ganjar juga berada di peringkat kedua (389.787), disusul Erick Thohir (197.050).

Namun kendati memuncaki daftar di atas, Anies ternyata bukan tokoh yang paling banyak dibincang dengan nada positif. Adalah Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar yang menempati posisi itu dengan nada positif sebesar 94 persen.

Sebaliknya, Drone emprit mencatat Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono paling banyak dibincangkan dengan nada negatif yakni 38 persen. Posisi kedua ditempati Sandiaga Uno (24 persen), disusul Ganjar Pranowo (19 persen).

Terkait jumlah pengikut di media sosial, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) berada di urutan pertama yakni 19,6 juta pengikut di Instagram, 5,4 juta di Twitter, dan 5,3 juta di Youtube. RK kalah dari Prabowo soal pengikut Fanpage Facebook dengan angka 9,6 juta.

Namun di TikTok, Ganjar Pranowo lah yang menjadi kampiun dengan 2,9 juta. “Dari data follower vs popularitas di atas, bisa disimpulkan bahwa tingginya jumlah follower di media sosial bukan jaminan tingginya popularitas dalam percakapan maupun pemberitaan,” tulis Ismail.

(lth/lth)

Linki: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221209084419-192-885033/data-drone-emprit-anies-paling-banyak-dibincangkan-disusul-ganjar.

Sisi Positif Elon Musk di Twitter: Bisa Basmi Akun Bot di Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia — Pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan ada sisi positif dari akuisisi Twitter oleh Elon Musk. Ismail meniilai, Musk memiliki komitmen membasmi akun bot hingga pornografi anak. 
Menurutnya, kendati akuisisi itu menuai riuh di jagat maya hingga keluarnya sederet petinggi Twitter, perusahaan di tangan Musk berpotensi adanya transparansi dan menggaet kepercayaan publik.

“Banyak orang tidak percaya dengan elon musk, Tetapi mereka memperlihatkan keterbukaan transparansi dan muncul kepercayaan,” kata Ismail kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Senin (21/11).

Lihat Juga :

Daftar Akun ‘Terlarang’ yang Dihidupkan Elon Musk: Trump hingga Ye
Sebelumnya Musk telah membeli Twitter dengan mengeluarkan dana hingga US$44 miliar atau sekitar Rp683,4 triliun (1USD=Rp15.531) akhir bulan lalu. Usai mencaplok Twitter, Musk memecat sederet petinggi hingga ribuan karyawan.

Sejauh ini, hanya tersisa 2.700 dari 7.500 pegawai yang bekerja di Twitter.

Fahmi menduga saat ini Musk dan tim tengah memperbaiki bahasa komputasi alias coding di aplikasi dan membuka arsitektur Twitter. Hal yang disebut dia belum pernah terjadi pada CEO Twitter sebelumnya.

Sehingga, kata Fahmi, ihwal pesan negatif di aplikasi ke depan akan berangsur berkurang seperti akun robot hingga penyebaran pornografi anak lewat tagar.

Di samping itu Fahmi juga menjelaskan tentang peluang kebebasan berbicara di platform. Salah satu bentuk nyata Musk yaitu dengan mengembalikan akun Twitter Trump.

Trump sebelumnya telah didepak keberadaanya di Twitter, buntut terjadinya kerusuhan di Capitol Hill, Amerika Serikat pada 6 Januari 2021.

“Trump ini bentuk wujud dari freedom of speach. Ini ada potensi untuk perubahan ke depan,” ujar Fahmi.

Dengan demikian, Fahmi mengatakan publik harus menunggu apa saja dampak perbaikan yang dilakukan oleh Musk lewat sistem algoritma dan coding di aplikasi.

Menyoal akun bot, kata Fahmi akan berdampak pada informasi yang bisa memecah belah masyarakat. Lewat perbaruan yang tengah digodok Musk, hal itu akan berdampak pada ekosistem digital di Indonesia.

“Jadi akan berdampak di Indonesia yang seperti ini, tapi dalam waktu dekat saya kira belum,” katanya.

Ia menilai dengan pemutakhiran sistem kecerdasan buatan (AI), Twitter seharusnya bisa menjaring konten-konten bermasalah. Jadi, jika ada yang berbahaya tidak akan direkomendasikan kepada pengguna lain.

Meski demikian pengguna dianggap Fahmi nantinya masih tetap bisa berekspresi lewat Twitter dengan bebas.

“Intinya ini jadi tempat freedom of speech tapi bukan untuk memecah belah ya,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, pengamat media sosial Enda Nasution menilai dengan kebebasan bersuara di media sosial bisa menghasilkan reaksi bersama yang terbilang spontan.

Seperti misalnya pada saat sejumlah warganet menyerang YouTuber Mahyar Touzi karena menghina batik. Namun hal itu hanya sebatas ocehan dan belum mengarah pada pemecahan masalah.

“Reaksi bersama tapi baru sebatas itu, belum bisa bersatu untuk bergerak bersama untuk menyelesaikan masalah,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/11).

Lebih lanjut Enda menilai netizen Indonesia terbilang kompak, terlebih jika ada isu yang utamanya menyangkut pornografi, kriminalitas, perselingkuhan, sepak bola dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Jadi bisa dibilang ini semua isu-isu atau problem yang menyentuh banyak orang dan netizen bisa relate,” tuturnya.

(can/lth)

Link: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20221122150627-192-877128/sisi-positif-elon-musk-di-twitter-bisa-basmi-akun-bot-di-indonesia.

Temuan Drone Emprit, Anies Baswedan Paling Riuh Dibicarakan Media Online dan Media Sosial

TEMPO.COJakarta – Drone Emprit menggelar survei tentang popularitas tokoh publik di Indonesia atas pemberitaan dan perbincangan di media online dan media sosial. Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi menyatakan ia sebelumnya pernah melakukan survei pada saat Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ia juga menyatakan akan merilis survei kembali pada saat Anies Baswedan setelah menjabat. “Yang setelah tidak menjabat akan saya rilis besok (hari ini),” katanya pada saat dihubungi, Selasa, 25 Oktober 2022. 

Sebelumnya, Ismail Fahmi merilis survei pada saat Anies masih menjabat, menuju detik-detik masa jabatannya akan berakhir. Hasil survei yang digelar mulai tanggal 1 Oktober hingga 17 Oktober 2022 ini menunjukkan, salah satu tokoh publik di Indonesia, Anies Baswedan menjadi tokoh publik paling populer selama bulan Oktober ini. 

“Dari 1-17 Oktober, pemberitaan dan perbincangan tentang Anies Baswedan (ABW), setiap harinya jauh di atas para tokoh politik lainnya. Puncak pembahasan tentang ABW terjadi pada 16 Oktober, didorong hari terakhir ia bekerja di Balai Kota DKI,” katanya dalam laman twitternya, Senin, 24 Oktober 2022.

Baca: Bakal Dukung Capres dengan Elektabilitas Tinggi, PPP Berharap Keterpilihan Partai Ikut Naik

Selain Anies, tokoh publik yang paling sering diperbincangkan di media sosial pada posisi kedua adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Menteri BUMN Erick Thohir di urutan ketiga. “Anies menjadi tokoh yang populer dalam pemberitaan dan perbincangan di media sosial, diikuti Ganjar dan Erick. Sedangkan Sandi dan Airlangga menjadi tokoh yang paling minim popularitasnya,” kata dia. 

Di media online, Anies jauh lebih unggul dengan 30.305 mention. Di posisi kedua ada Ganjar Pranowo dengan 15.128 mention dan AHY dengan 6.873 mention. “Sedangkan di media sosial Anies (835.070 mention) juga menjadi tokoh yang paling banyak dibincang, disusul Ganjar (188.543 mention) dan Erick (118.460 mention),” kata dia.

Ismail Fahmi mengatakan, ramainya pemberitaan dan perbincangan tentang Anies dikarenakan adanya dukungan dari NasDem dan akhir masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

ALIYYU MEDYATI

Link: https://metro.tempo.co/read/1649407/temuan-drone-emprit-anies-baswedan-paling-riuh-dibicarakan-media-online-dan-media-sosial

Pendiri Drone Emprit Ungkap Bahaya Kebocoran Data yang Diungkap Bjorka

Jakarta – Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan kemunculan hacker Bjorka yang membocorkan data pribadi sejumlah pejabat menunjukkan adanya kelemahan pada perlindungan data. Dia menyebut data yang dibocorkan oleh Bjorka itu bisa berbahaya.

“Ketika ada Bjorka, menunjukkan kelemahan itu yang bilang tadinya (data) aman ternyata nggak aman, itu tepuk tangan, netizen tepuk tangan karena bisa mewakili kekesalan netizen kepada pemerintah. Netizen nggak sadar bahwa yang dibongkar itu data-data netizen sendiri, data publik dan itu bisa berbahaya. Ketika itu berlanjut kan, dari pejabat satu denial, dikeluarin buktinya, pejabat kedua denial keluarin lagi buktinya sampai nggak berhenti sampai sekarang nggak berhenti. Jadi kehebohannya itu luar biasa respons kita ini yang sifatnya denial-denial itu dari pemerintah itu yang kita lihat secara komunikasi publiknya kurang bagus,” kata Ismail dalam program Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik bertajuk ‘Selancar Bjorka hingga Isu Tegang Dua Jenderal’ yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (14/9/2022).

Pria Cirebon: Saya Bukan Bjorka!
Ismail membeberkan dari data yang dibocorkan itu apabila dikumpulkan bisa terbentuk sebuah big data. Dari data nomor telepon yang bocor bisa diperoleh form book seseorang yang berisikan nama keluarga, hingga orang tua serta alamat lengkap.

“Pertama kita punya data registrasi, di registrasi itu yang penting ada dua, nomor telepon HP dan kemudian NIK. Kalau hanya dengan data ini saja agak susah, ah, untuk apa sih hanya dua link data ini saja kan. Tapi kalau saya hubungkan biasa big data itu kita gabungkan berbagai macam sumber data jadi satu data pencarian. Kemudian saya gabungkan dengan DPT. Kalau di data DPT itu kan ada NIK, nama kita, nama orang tua, istri, nama anak, alamat, tanggal lahir” ujarnya

“Jadi kalau misalnya sekarang ini saya tahu nomornya Mas Ari (pembawa acara Adu Perspektif) gitu, saya bikin data base dua itu saya gabungin. Dan pas bagian saya keluarin NIK dapat nomor telepon, dari nomor telepon saya cari NIK, dari NIK saya cari ke DPT dapat semuannya. Cukup dengan nomor ini saya dapat form book saya bisa tahu ini keluargannya siapa, alamatnya di mana, nama ibu siapa,” lanjutnya.

Ismail menjelaskan lewat data tersebut lah kemungkinan adanya tindakan penipuan bisa terjadi. Salah satunya penipuan transaksi perbankan.

“Dengan data itu kan saya bisa. Sistem perbankan kita kan modelnya masih telepon ya, pak ini nomor saya kehilangan kartu kan misalnya kayak gitu, nomor mana yang dipakai, nama ibu nya siapa itu password kita untuk perbankan dan itu sudah tersebar, jadi passwordnya bukan lagi password yang susah dibacakan, tapi informasi social enginering yang tadinya kita nyarinya harus googling dulu, lihat CV dulu, sekarang udah nggak perlu, di depan mata semua itu bisa dipakai itu kan,” jelasnya.

Baca juga:
Bjorka Sudah Teridentifikasi, Polri Ungkap Tim Gabungan Masih Bekerja
Ismail menyampaikan hanya dengan mendapat nomor HP, seseorang bisa melakukan penipuan. Dia menyebut target penipuan adalah mereka yang kurang memiliki edukasi.

“Buat orang yang mau nipu, dia butuh nomor telepon, nama keluarga dan segala macam. Misalnya penipu sekarang cerdas dia pakai program komputer diblash, saya ambil saya beli seribu orang seribu nomor. Templatenya sudah jelas ada ini kecelakaaan misalnya dan segala macam atau hubungi saya mau nggak kebutuhan ini itu segala macam,” ucapnya.

“Dari katakan seribu, 10 persen saja (tertipu), 90 persen dari seribu orang itu pintar, sadar, dia sudah educated, tapi 10 persen itu kakek-kakek nenek nenek yang ditakut takuti dia apa percaya, oh itya ya ini cucuk saya. Nanti ada kecelakaan transfer duit Rp 5 juta, dari seribu dapet sekitar 100-an kan misal itu satu hari dikali Rp 5 juta. Hari berikutnya seribu lagi. Seandainya sehari itu bukan seribu yang diblash itu, 10 ribu, 100 ribu kan datanya banyak jutaan,” imbuhnya.

(dek/knv)

Link: https://news.detik.com/berita/d-6292233/pendiri-drone-emprit-ungkap-bahaya-kebocoran-data-yang-diungkap-bjorka.