Twitter Hapus API Gratis, Akun Bot dan Base Terancam

Twitter di tangan Elon Musk kembali mengeluarkan keputusan kontroversial. Kali ini mereka mengumumkan akan menghapus API Twitter gratis. Keputusan ini akan mengancam keberadaan akun bot dan menfess, di mana banyak pengguna berkumpul layaknya grup Facebook.

Application Programming Interface (API) adalah jembatan untuk dua program berhubungan. Dalam kasus ini, API Twitter digunakan oleh situs web untuk menjalankan suatu tugas, seperti mengeksekusi perintah atau mengumpulkan data publik Twitter.

API gratis sedang disalahgunakan dengan buruk saat ini oleh penipu bot & manipulator opini. Tidak ada proses verifikasi atau biaya, jadi mudah untuk memutar 100 ribu bot untuk melakukan hal buruk.

– Elon Musk, CEO Twitter –

Bot di aplikasi Twitter menggunakan API ini untuk menjalankan perintah dasar seperti mengeluarkan tweet, mengumpulkan data secara (scrapping) secara otomatis.

Ada banyak macam bot di Twitter. Salah satunya @petabbencana yang membalas tweet dengan kata kunci tertentu. Ada pula bot lirik yang memposting lirik sebuah band setiap jam. Pun base atau menfess, juga termasuk akun bot yang memanfaatkan API Twitter.

Ada beberapa base/automenfess yang follower cukup banyak di Indonesia, seperti @Askrlfess, @worksfess, @collegemenfess hingga @collegemenfess.

Akun ini akan meneruskan pesan yang dikirim ke DM dengan kata kunci tertentu, lalu di-posting di akun tersebut. Mirip dengan grup Facebook, namun anonim. Banyak implikasi lain dari API berbayar ini, seperti login game yang mungkin nanti akan terputus, atau penelitian/riset yang menggunakan scrapping Twitter akan terhalang.

Kebijakan Twitter untuk meniadakan akses API Twitter ini mengharuskan admin bot atau menfess untuk membayar. Jika tidak, program tidak akan berfungsi.

API berbayar akan dimulai 9 Februari 2023 mendatang.

Akan banyak akun bertumbangan

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan bahwa akan berdampak besar ke Twitter secara umum.

“Banyak aplikasi-aplikasi yang selama ini terintegrasi melalui API, tentu mereka akan bermasalah nantinya karena harus membayar,” ungkap Ismail kepada kumparanTECH, Jumat (3/2).

Drone Emprit, tools analisa trending dan sentimen Twitter, juga menggunakan API Twitter dalam prosesnya. Ismail mengatakan belum memutuskan apakah mereka akan lanjut ke berbayar atau tidak, sebab belum ada keterangan detail dari Twitter.

Akun-akun bot/base/menfess juga kemungkinan besar akan bertumbangan, jelas Ismail. Namun admin bisa mengakalinya dengan membuat mencari profit seperti iklan, untuk menutup biaya agar layanan tetap berjalan.

Elon Musk mengatakan dalam sebuah tweet bahwa API Twitter dieksploitasi oleh aktor jahat. Dalam tweet yang sama ia mengatakan akan mematok harga 100 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 juta (kurs Rp 14.892).

Terkait ini, Ismail Fahmi mengatakan bahwa aktor propaganda akan tetap mengeksploitasi API Twitter meski membayar, sebab yang niat jahat selalu menemukan jalan.

“Mereka tidak masalah dengan membayar, cost untuk membangun narasi pun tidak masalah (jika harus) membayar ke Twitter, bisa di-abbuse juga.”

Namun di sisi lain, jika banyak akun biasa yang tutup gara-gara API berbayar, rasanya terlalu berlebihan jika tujuannya untuk menumpas aktor jahat, tambah Ismail.

Link: https://kumparan.com/kumparantech/twitter-hapus-api-gratis-akun-bot-dan-base-terancam-1zlOLOCScW2/full

Memahami Kenapa Muncul Fenomena ‘Ngemis Online’ di Media Sosial

Berbagai cara dilakukan beberapa orang untuk memperoleh uang terutama setelah munculnya media sosial. Terbaru viral fenomena ‘ngemis online’ lewat live sambil mandi lumpur di aplikasi TikTok.

Pengamat media sosial Ismail Fahmi menyebut fenomena ini lahir akibat munculnya keinginan semua orang untuk menjadi influencer di media sosial. Cara yang dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan membuat konten viral.

“Media sosial khususnya Tik Tok ini telah menimbulkan keinginan orang untuk menjadi influencer. Semuanya ingin menjadi influencer dan untuk jadi influencer, kan, harus menghasilkan viralitas,” ujar Ismail kepada kumparan saat diwawancarai, Rabu (19/01).

Semua konten tanpa memikirkan dampak positif dan negatifnya bagi penonton akan tetap diproduksi selama berpotensi untuk viral. Mulai dari konten lucu hingga berbahaya. Ismail menilai hal ini merupakan awalan keinginan mereka untuk menjadi eksis.

Melihat karakteristik penikmat media sosial di Indonesia, konten viral dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan konten yang kontroversial dan menyentuh emosional. Karakteristik ini setidaknya menjelaskan mengapa fenomena ‘ngemis online’ dengan cara mandi lumpur di live TikTok ramai diminati masyarakat Indonesia.

https://cdn-iframely.kumparan.com/iframe?api_key=a847ea3a&url=https%3A%2F%2Fwww.instagram.com%2Freel%2FCnlEQu2pEPh%2F%3Futm_source%3Dig_web_copy_link&surpass_error=1

“Kita sudah terlalu dicekokin oleh yang ada di TikTok itu for your page itu isinya konten-konten yang viral, isinya yang kurang mendidik, kebetulan manusia memang sukanya yang kontroversial dan emosional, bukan hal yang mendidik gitu,” jelas Ismail.

Melihat karakteristik penikmat media sosial di Indonesia, konten viral dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan konten yang kontroversial dan menyentuh emosional. Karakteristik ini setidaknya menjelaskan mengapa fenomena ‘ngemis online’ dengan cara mandi lumpur di live TikTok ramai diminati masyarakat Indonesia.

Ismail Fahmi, Analis Media Sosial Drone Emprit. Foto: Fauzan Dwi Anangga/kumparan
Ismail Fahmi, Analis Media Sosial Drone Emprit. Foto: Fauzan Dwi Anangga/kumparan

Hal ini sekaligus jadi penjelas beberapa fenomena viral yang sempat terjadi. Konten berbahaya seperti saat anak-anak menghentikan truk di pinggir jalan juga konten saat anak-anak membuat konten prank di YouTube.

Meski sering dikaitkan dengan faktor ekonomi, menurut Ismail, hal ini bukanlah penyebab konten tidak mendidik kerap viral. Baik dari kalangan kaya atau miskin, keduanya akan tetap memproduksi konten agak viral dan menggunakan segala sumber daya yang sesuai dengan lingkungan di sekitar mereka.

ADVERTISEMENT

Misalnya orang kaya membuat konten dengan pamer kekayaan mereka menggunakan pesawat jet pribadi. Sedangkan kalangan lainnya bisa menggunakan hal-hal di sekitar mereka misalnya membuat konten menangkap belut.

“Kalau konten yang viral itu, kan, enggak ada hubungannya itu miskin atau enggaknya. Mereka yang kaya pun sama, kan, basically-nya pengin viral ya,” jelasnya.

Membuat Platform Alternatif

Guna menghadapi tsunami informasi di media sosial dan sulit menghindarkan diri dari konten viral yang tak mendidik, Ismail Fahmi merekomendasikan untuk membuat platform alternatif. Menurutnya, ini bisa menghindarkan anak-anak Indonesia dari algoritma TikTok yang dikontrol oleh artificial intelligence (AI).

Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock

Cara ini serupa dengan cara kerja TikTok di China, yaitu pengguna usia 14 tahun ke bawah punya algoritma yang hanya menampilkan konten edukasi dan ilmu pengetahuan utamanya soal astronaut. Hal ini membuat anak-anak di China bahkan punya cita-cita sebagai astronaut, sesuai dengan konsumsi informasi mereka di media sosial.

Ide membuat platform alternatif sudah Ismail sampaikan ke pemerintah. Meski ia memahami bahwa konsumsi media sosial untuk usia dewasa mustahil dikontrol, setidaknya ada upaya untuk membuat pilihan untuk anak-anak.

“Jadi paling tidak ini usulan saya itu ke pemerintah kita bisa bikin alternatif pilihan, mungkin ada bikin TikTok versi Indonesia,” ujar Ismail.

“Di mana itu mengakses data TikTok-nya barangkali kemudian dekorasi dipilih menggunakan secara manual atau redaksi kita memilih konten-konten yang bagus yang educated atau pakai AI bila memungkinkan,” ujarnya.

Fenomena Emak-Emak Mandi Lumpur Ngemis Online di TikTok

Emak-emak live TikTok mandi di kolam.  Foto: TikTok/intan_komalasari92
Emak-emak live TikTok mandi di kolam. Foto: TikTok/intan_komalasari92

Viral fenomena ‘ngemis online’ live sambil mandi lumpur di aplikasi TikTok. Live video itu kadang menampilkan anak muda sampai emak-emak yang rela mengguyur tubuhnya menggunakan air atau lumpur demi mendapatkan koin yang bisa ditukar menjadi rupiah.

Dalam beberapa video bahkan live dilakukan dalam rentang waktu berjam-jam, dari siang hingga malam hari, sampai-sampai tubuh emak-emak yang tersaji dalam bingkai smartphone tampak menggigil kedinginan. Ironisnya, aksi nekat emak-emak mandi ini disebut-sebut karena permintaan anaknya.

Raut wajah dari emak-emak yang mencitrakan penderitaan membuat para penonton iba dan memberikan gift mawar, kacamata, unta, dan masih banyak lagi. Gift yang dikumpulkan ini bisa ditukar dengan uang atau saldo digital.

Link: https://kumparan.com/kumparannews/memahami-kenapa-muncul-fenomena-ngemis-online-di-media-sosial-1zfS6GDqVvA/full

Bongkar ‘Dapur’ Ismail Fahmi: Jagoan Analisis Medsos di Drone Emprit

Uzone.id – “Silakan masuk, maaf jadi repot-repot harus kemari,” sambut Ismail Fahmi, lengkap dengan logat Jawanya. Berbusana sederhana serba hitam, sandal rumah, senyum semerbak di wajahnya. Kediamannya ternyata merangkap kantor Drone Emprit, platform analisis yang sering wara-wiri di linimasa Twitter.

Sama sekali bukan ruko. Bersemayam di area Jagakarsa, Jakarta Selatan, rumahnya begitu megah dan cozy. Kami pun masuk ke dalam mengikuti Ismail – masih mengenakan sepatu sembari celingak-celinguk melihat banyak pajangan trofi yang menghiasi ruang depan.

Dari pintu masuk, tamu bisa langsung menyorot ruangan dengan pintu bertuliskan “Drone Emprit” dan “Media Kernels”. Hari itu sepi, tidak tampak karyawannya satupun. Ternyata timnya sedang WFH.

Kemudian kami menyusuri ruang tengah. Ada sofa panjang, TV set, grand piano, lalu menyambung ke meja makan, dan dapur bersih. Pemandangan di sisi kanan membuat mata sayu-sayu kami ini langsung segar berkat kolam renang berisi pantulan air berwarna biru. Tidak ada rencana berenang sama sekali tentunya, karena jadwal hari itu sudah diatur untuk shooting podcast Uzone Talks.

Suasana kediaman Ismail Fahmi merangkap kantor Drone Emprit di Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Foto: Uzone.id)

“Mau minum apa? Ngopi, nggak?” tanya Ismail.

“Saya air putih aja, mas,” jawab saya dan tim produksi.

“Yakin? Nggak mau kopi aja?” ia berusaha meyakinkan.

“Iya, mas. Perut saya bisa semaput nanti. Maklum, punya asam lambung,” jawab saya sembari tertawa.

Ha ha ha… kok bisa ya kalian melewatkan kenikmatan dunia seperti kopi begini? Saya punya cukup lengkap lho kopi lokal dari berbagai daerah,” saut pria asal Bojonegero ini, membalas tawa saya.

Setelah set interview rampung, percakapan kami pun dimulai. Sejak awal, kami sudah berniat untuk mengulik ‘rahasia dapur’ Drone Emprit – uniknya, percakapan kami pun berlangsung di area dapur rumahnya.

Ismail bercerita, ia berangkat ke Belanda untuk melanjutkan kuliah S2 dan S3 di Groningen University. Ia memulai pendidikan Master Degree di tahun 2003, kemudian lanjut PhD di 2004.

Baca juga: Drone Emprit Soal Deepfake: Kengerian AI hingga Ancaman Tipuan di 2023

“Saya lulus Master PhD di tahun 2009. Saat itu ingin balik ke Indonesia, ingin bikin perusahaan. Tapi saya cuma punya ilmu natural language processing (NLP) dan AI. Bisnis saya nggak ngerti, model nggak punya. Jadi ya sudah, saat itu bikin yang saya bisa saja, karena saya ingin ilmu saya ini terpakai, ini ilmu keren,” ujarnya santai.

Kala itu, ia membuat portal digital berbasis text analysis – belum ada namanya sama sekali.

“Kita menggunakan text analysis, misalnya dari pemberitaan, nanti setelah dianalisis, bisa langsung tahu siapa bicara apa, dua orang berpendapat apa. Di situ kita eksplorasi teks, dulu medsos belum marak seperti sekarang,” lanjutnya.

Setelah mengembangkan portal analisisnya itu, Ismail kembali ke Indonesia pada 2014. Niatnya mau seriusin bikin perusahaan. Namanya masih sebatas Media Kernels dengan klien komersial.

Sembari mengembangkan teknologi analisisnya, ia menemukan fenomena menarik kala itu. Indonesia penuh gonjang-ganjing Pilpres dan lain-lain. Analisis Media Kernels pun tak lagi bergantung pada media online saja, tapi juga menambahkan variabel data dari media sosial.

Galau “salah jurusan” yang tak mengenal bulu

Banyak di antara kita pasti pernah merasakan kebimbangan saat awal kuliah. Mendadak merasa salah jurusan karena shock dengan mata kuliah yang diajarkan tidak sesuai minat atau kebisaan kita. Hal ini ternyata menimpa seorang Ismail Fahmi juga.

Lulusan ITB jurusan teknik elektro ini mengaku lebih tertarik mengulik internet dan hal-hal berbau komputer dan programming.

“Dari jurusan awal saya di ITB, harusnya saya belajar tentang telekomunikasi. Tapi menurut saya internet dan programming itu banyak hal menarik yang bisa diolah. Ternyata ketika tiba di Belanda untuk lanjut Master dan PhD, saya malah merasa salah jurusan,” kisah penerima ‘Best Person of The Year’ Uzone Choice Award 2022 ini.

Alih-alih masuk ke Computer Science seperti universitas lain, jurusan Information Science yang dia ambil berada di fakultas Faculty of Arts.

“Di sana saya harus belajar sastra. Padahal di pikiran saya itu sudah langsung belajar NLP – ilmu tentang bagaimana kita mengajari komputer supaya mengerti bahasa manusia. 6 bulan di PhD saya merasa gak jelas, saya harus belajar bahasa sampai detail seperti SPOK segala,” ungkapnya.

Baca juga: Pemilu 2 Tahun Lagi, Kominfo Siapkan Ruang Digital Bebas Hoaks

Setelah sempat putus asa dan merasa ingin kembali ke Indonesia seperti anak-anak galau pada umumnya, ia kemudian menemukan fakta yang membuatnya kembali semangat dan back on track.

Ternyata, ilmu bahasa tersebut menjadi ilmu dasar yang dipakai oleh Google dan perusahaan mesin peramban lain untuk membuat search engine yang cerdas.

“Setelah tahu bahwa ilmu bahasa seperti itu menjadi dasar search engine cerdas seperti Google dan lain-lain, saya langsung semangat belajar. Jadi sebenarnya kalau ditanya kenapa saya terlihat suka dengan hal-hal berbau high tech, ya nggak datang ujug-ujug juga. Bisa dibilang malah kecelakaan ya, karena saya nggak langsung suka,” tutur Ismail sembari tertawa.

Bisa disimpulkan, bekal Ismail untuk kemudian membesarkan platform Drone Emprit adalah berasal dari teknologi AI, NLP, dan tak lupa teknologi bahasa.

Asal usul nama Drone Emprit: banyak yang keliru

Usai Ismail menyatukan sumber pemberitaan dari media online dan percakapan di media sosial sejak 2014, kondisi tren media sosial pun semakin ramai.

Ia becerita pada 2016 banyak terjadi demo di Monas Jakarta dan kondisi politik dan sosial di masyarakat semakin memanas menjelang 2017.

Kala itu, ia melihat dari dasbornya, banyak hoaks dan bermunculan kubu-kubu yang berusaha memprovokasi topik-topik tertentu sesuai keyakinan masing-masing.

“Ada kelompok A bicara tentang sesuatu, kelompok B bilang beda karena kontra, lalu pembahasan kacau ini menjadi trending. Publik lihatnya timeline saja. Pun begitu di Facebook, kalau percaya tentang A ya maunya berteman dengan teman A dan kelompok A saja,” tuturnya.

Dari situ ia semakin tergerak untuk mengungkap peta penyebaran pembahasan viral yang membuat masyarakat jadi terpecah-belah.

“Masyarakat itu tidak punya gambaran umum, cuma lihat timeline saja. Sementara di dasbor saya kelihatan semua – siapa yang memainkan isu viral tersebut, isunya apa, pertempurannya seperti apa. Dari situ, saya pikir masyarakat harus tahu bahwa ada yang sedang memanipulasi opini ataupun menyebarkan satu gagasan – tentu saja gagasan yang tidak benar karena itu berbahaya sekali,” jelas Ismail.

Kisah yang tak kalah menarik di tengah panasnya kondisi politik dan sosial masyarakat di penghujung tahun 2016 ternyata berkaitan dengan nama di balik “Drone Emprit”.

Suatu hari Ismail sedang di rumah, memperhatikan dasbor platformnya seperti biasa sambil menganalisis. Saat itu sedang ada demo di Monas dan ia sudah bersiap merilis laporan analisisnya itu, namun tiba-tiba ia bingung.

“Rilis pakai nama apa, ya? Kalau pakai nama perusahaan, bisa repot karena ada pembahasan soal politik ‘kan, tidak enak dengan klien saya,” katanya.

Kemudian ia terbesit ide nama “drone” sebagai kiasan alat yang bisa terbang seperti pesawat untuk menyebarkan sesuatu – dalam hal ini informasi berupa data – berupa wujud atau ikon burung yang terinspirasi dari Twitter sebagai media sosial yang sering menjadi acuannya dalam pengumpulan data.

“Drone berwujud burung ini bisa dibilang terinspirasi dari Twitter, tapi ya kami gambarnya kecil dan setahu saya burung kecil ini namanya emprit. Banyak yang keliru dikira saya ini jual drone atau menggunakan drone apalah itu,” katanya.

Ia melanjutkan, “jadi Drone Emprit ini seperti nama pena dari Media Kernels.”

Cara kerja para jagoan analisis di Drone Emprit

Sebagai pendiri, Ismail mengaku saat ini ada 2 perusahaan yang ia bawahi. Media Kernels menjadi wadah untuk pengembangan teknologi media monitoring, analytics, big data, dan system intelligence. Isinya ada 7 orang, semuanya engineer.

Satu lagi perusahaannya diberi nama Astra Maya, ini adalah tim yang membantu analisis Drone Emprit. Tentunya karyawannya analis semua yang terdiri dari 30 orang dan memiliki latar belakang pendidikan sosial dan politik.

Secara umum, tim analis Drone Emprit dapat mengakses dasbor mereka untuk melihat trending topic dari Twitter. Semua data dapat diambil dari hari ini, kemarin, hingga 7 hari terakhir.

“Dari situ, kita pilih mana yang mau dianalisis. Harus selektif, karena seringkali trending topic isinya terlalu random. Setelah memilih trending topic, kita masukkan keyword tertentu, lalu dipelajari. Jika keyword yang dipilih banyak yang pakai, nanti data terkumpul. Biasanya kami ambil data 7 hari terakhir dan real time ke depan,” terang Ismail.

Data yang terkumpul pun diakuinya sudah lengkap terdiri dari social network analysis, bot, sentiment analysis dan lain-lain. Semuanya tinggal dicek di dasbor, lalu pilih mana saja yang mau diambil.

Jika analis mau melihat trennya seperti apa, dasbor Drone Emprit akan menyajikan grafik fluktuatif alias naik-turun, dari situ bisa diklik untuk mengetahui sumbernya. Setelah itu, mereka membuat analisis lengkapnya untuk dipublikasikan di situs agar masyarakat bisa baca, ataupun diberikan ke klien.

“Twitter memang menjadi medsos yang paling mudah untuk mendapatkan data. Semua percakapan dapat kita kumpulkan secara gratis maksimal 7 hari ke belakang. Platform ini juga menyediakan trending topic yang sering menjadi informasi penting, dan juga merepresentasikan apa yang sedang ramai secara nasional,” lanjut Ismail.

Sejauh ini, Ismail terus menekankan bahwa Drone Emprit adalah platform analisis, bukan perusahaan big data. Ia mengatakan bahwa big data hanya salah satu teknologi yang mereka gunakan untuk mengelola semua data yang masuk.

“Data yang terkumpul itu bagai air bah yang masuk ke plaform kami, jadi harus dikelola. Yang penting dari root Drone Emprit adalah analisisnya. Kami ingin mengelola data besar dari medsos dan media online melalui teknologi analisis yang membantu kita memahami isi percakapan dan pemberitaan. Kami hanya berpihak kepada data,” tukas Ismail.

Percakapan pun ditutup dengan pesan Ismail kepada para generasi muda untuk sering-sering melihat netiquette, atau etika dalam berinternet.

“Hoaks itu ada di mana-mana. Saya nggak akan memberikan tips banyak-banyak, yang penting kalian baca seksama tentang netiquette. Niscaya kalian akan menjadi pengguna internet yang baik dan bijak,” tutupnya.

Link: https://uzone.id/bongkar-dapur-ismail-fahmi-jagoan-analisis-medsos-di-drone-emprit

Temuan Drone Emprit, Anies Baswedan Paling Riuh Dibicarakan Media Online dan Media Sosial

TEMPO.COJakarta – Drone Emprit menggelar survei tentang popularitas tokoh publik di Indonesia atas pemberitaan dan perbincangan di media online dan media sosial. Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi menyatakan ia sebelumnya pernah melakukan survei pada saat Anies Baswedan masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ia juga menyatakan akan merilis survei kembali pada saat Anies Baswedan setelah menjabat. “Yang setelah tidak menjabat akan saya rilis besok (hari ini),” katanya pada saat dihubungi, Selasa, 25 Oktober 2022. 

Sebelumnya, Ismail Fahmi merilis survei pada saat Anies masih menjabat, menuju detik-detik masa jabatannya akan berakhir. Hasil survei yang digelar mulai tanggal 1 Oktober hingga 17 Oktober 2022 ini menunjukkan, salah satu tokoh publik di Indonesia, Anies Baswedan menjadi tokoh publik paling populer selama bulan Oktober ini. 

“Dari 1-17 Oktober, pemberitaan dan perbincangan tentang Anies Baswedan (ABW), setiap harinya jauh di atas para tokoh politik lainnya. Puncak pembahasan tentang ABW terjadi pada 16 Oktober, didorong hari terakhir ia bekerja di Balai Kota DKI,” katanya dalam laman twitternya, Senin, 24 Oktober 2022.

Baca: Bakal Dukung Capres dengan Elektabilitas Tinggi, PPP Berharap Keterpilihan Partai Ikut Naik

Selain Anies, tokoh publik yang paling sering diperbincangkan di media sosial pada posisi kedua adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Menteri BUMN Erick Thohir di urutan ketiga. “Anies menjadi tokoh yang populer dalam pemberitaan dan perbincangan di media sosial, diikuti Ganjar dan Erick. Sedangkan Sandi dan Airlangga menjadi tokoh yang paling minim popularitasnya,” kata dia. 

Di media online, Anies jauh lebih unggul dengan 30.305 mention. Di posisi kedua ada Ganjar Pranowo dengan 15.128 mention dan AHY dengan 6.873 mention. “Sedangkan di media sosial Anies (835.070 mention) juga menjadi tokoh yang paling banyak dibincang, disusul Ganjar (188.543 mention) dan Erick (118.460 mention),” kata dia.

Ismail Fahmi mengatakan, ramainya pemberitaan dan perbincangan tentang Anies dikarenakan adanya dukungan dari NasDem dan akhir masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

ALIYYU MEDYATI

Link: https://metro.tempo.co/read/1649407/temuan-drone-emprit-anies-baswedan-paling-riuh-dibicarakan-media-online-dan-media-sosial

Pendiri Drone Emprit Ungkap Bahaya Kebocoran Data yang Diungkap Bjorka

Jakarta – Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan kemunculan hacker Bjorka yang membocorkan data pribadi sejumlah pejabat menunjukkan adanya kelemahan pada perlindungan data. Dia menyebut data yang dibocorkan oleh Bjorka itu bisa berbahaya.

“Ketika ada Bjorka, menunjukkan kelemahan itu yang bilang tadinya (data) aman ternyata nggak aman, itu tepuk tangan, netizen tepuk tangan karena bisa mewakili kekesalan netizen kepada pemerintah. Netizen nggak sadar bahwa yang dibongkar itu data-data netizen sendiri, data publik dan itu bisa berbahaya. Ketika itu berlanjut kan, dari pejabat satu denial, dikeluarin buktinya, pejabat kedua denial keluarin lagi buktinya sampai nggak berhenti sampai sekarang nggak berhenti. Jadi kehebohannya itu luar biasa respons kita ini yang sifatnya denial-denial itu dari pemerintah itu yang kita lihat secara komunikasi publiknya kurang bagus,” kata Ismail dalam program Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik bertajuk ‘Selancar Bjorka hingga Isu Tegang Dua Jenderal’ yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (14/9/2022).

Pria Cirebon: Saya Bukan Bjorka!
Ismail membeberkan dari data yang dibocorkan itu apabila dikumpulkan bisa terbentuk sebuah big data. Dari data nomor telepon yang bocor bisa diperoleh form book seseorang yang berisikan nama keluarga, hingga orang tua serta alamat lengkap.

“Pertama kita punya data registrasi, di registrasi itu yang penting ada dua, nomor telepon HP dan kemudian NIK. Kalau hanya dengan data ini saja agak susah, ah, untuk apa sih hanya dua link data ini saja kan. Tapi kalau saya hubungkan biasa big data itu kita gabungkan berbagai macam sumber data jadi satu data pencarian. Kemudian saya gabungkan dengan DPT. Kalau di data DPT itu kan ada NIK, nama kita, nama orang tua, istri, nama anak, alamat, tanggal lahir” ujarnya

“Jadi kalau misalnya sekarang ini saya tahu nomornya Mas Ari (pembawa acara Adu Perspektif) gitu, saya bikin data base dua itu saya gabungin. Dan pas bagian saya keluarin NIK dapat nomor telepon, dari nomor telepon saya cari NIK, dari NIK saya cari ke DPT dapat semuannya. Cukup dengan nomor ini saya dapat form book saya bisa tahu ini keluargannya siapa, alamatnya di mana, nama ibu siapa,” lanjutnya.

Ismail menjelaskan lewat data tersebut lah kemungkinan adanya tindakan penipuan bisa terjadi. Salah satunya penipuan transaksi perbankan.

“Dengan data itu kan saya bisa. Sistem perbankan kita kan modelnya masih telepon ya, pak ini nomor saya kehilangan kartu kan misalnya kayak gitu, nomor mana yang dipakai, nama ibu nya siapa itu password kita untuk perbankan dan itu sudah tersebar, jadi passwordnya bukan lagi password yang susah dibacakan, tapi informasi social enginering yang tadinya kita nyarinya harus googling dulu, lihat CV dulu, sekarang udah nggak perlu, di depan mata semua itu bisa dipakai itu kan,” jelasnya.

Baca juga:
Bjorka Sudah Teridentifikasi, Polri Ungkap Tim Gabungan Masih Bekerja
Ismail menyampaikan hanya dengan mendapat nomor HP, seseorang bisa melakukan penipuan. Dia menyebut target penipuan adalah mereka yang kurang memiliki edukasi.

“Buat orang yang mau nipu, dia butuh nomor telepon, nama keluarga dan segala macam. Misalnya penipu sekarang cerdas dia pakai program komputer diblash, saya ambil saya beli seribu orang seribu nomor. Templatenya sudah jelas ada ini kecelakaaan misalnya dan segala macam atau hubungi saya mau nggak kebutuhan ini itu segala macam,” ucapnya.

“Dari katakan seribu, 10 persen saja (tertipu), 90 persen dari seribu orang itu pintar, sadar, dia sudah educated, tapi 10 persen itu kakek-kakek nenek nenek yang ditakut takuti dia apa percaya, oh itya ya ini cucuk saya. Nanti ada kecelakaan transfer duit Rp 5 juta, dari seribu dapet sekitar 100-an kan misal itu satu hari dikali Rp 5 juta. Hari berikutnya seribu lagi. Seandainya sehari itu bukan seribu yang diblash itu, 10 ribu, 100 ribu kan datanya banyak jutaan,” imbuhnya.

(dek/knv)

Link: https://news.detik.com/berita/d-6292233/pendiri-drone-emprit-ungkap-bahaya-kebocoran-data-yang-diungkap-bjorka.

Pendiri Drone Emprit: Penjualan Data Indonesia Meningkat Gegara Bjorka

Jakarta – Hacker Bjorka membuat heboh dunia maya setelah membocorkan data-data pribadi milik sejumlah pejabat. Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menyampaikan penjualan data Indonesia makin meningkat seusai kemunculan Bjorka.
Awalnya Ismail menyampaikan kecurigaannya terhadap Bjorka. Dia lantas menyebut Bjorka memiliki tujuan untuk menjual data.

“Saya jadi curiga Bjorka ini lebih ke penjual data. Dia ngerti lah jualannya mesti menggunakan banyak pintu union itu berlapis, lapis, dia masuk ke pintu satu ini, pintu lagi, sampai ke ujung, kemudian sampai ke kitanya itu pakai pintu yang lain, jadi dia udah tahu, dia udah cerdas. Tapi dia bisa jadi lebih banyak jualannya,” kata Ismail dalam program Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik bertajuk ‘Selancar Bjorka hingga Isu Tegang Dua Jenderal’ yang disiarkan melalui YouTube, Rabu (14/9/2022).

Baca juga:
Video Bantahan Pria Cirebon yang Dituding Hacker Bjorka
Ismail menjelaskan beberapa alasan mengapa Bjorka tampak seperti penjual data. Bjorka, kata Ismail, terlihat menikmati keterkenalan dirinya di media sosial, sementara hacker sungguhan justru akan diam ketika mulai terkenal.

“Pertama, dia menikmati menjadi famous, di medsos. Hacker betulan nggak begitu, jualan ya jualan ketika dibuat ramai ya dia diam aja sembunyi lagi nggak ada memanfaatkan famous-nya itu, dia berinteraksi dengan publik, itu kalau orang jualan lebih cocok,” ujarnya.

Ismail kemudian mengungkapkan mendapat sejumlah laporan penjualan data untuk Indonesia meningkat setelah Bjorka muncul. Sebab, sensasi yang dibuat oleh Bjorka makin tinggi sehingga menarik perhatian, baik dari dalam maupun luar negeri dan membuat penjualan data meningkat.

“Ada beberapa input dari kawan-kawan, ternyata penjualan data untuk Indonesia itu meningkat gara-gara Bjorka ini. Karena spekulasinya banyak, sensasinya makin tinggi, baik orang dalam negeri dan luar negeri jadi tahu ada masalah dengan Indonesia dengan data, jadi mereka makin tertarik tentang ini. Jadi meningkat itu penjualannya,” jelasnya.

Lebih lanjut Ismail mengatakan makin ramai data yang dibocorkan Bjorka, maka akan makin membuat penjualan data meningkat. Dia menilai perlu ada komunikasi yang baik yang disampaikan pemerintah, namun lebih baik menurut Ismail pemerintah diam.

“Kemarin saya ngobrol dengan Mbak Ira Kusno kan bantu bagian komunikasi di Kominfo kalau nggak salah, ‘mas ini gimana ya komunikasinya’ gitu, karena dapat masukan ini pemerintah harus benar komunikasinya karena kalau di-spill terus makin ramai, penjualan data kita malah meningkat, malah bocornya lebih banyak lagi di denial-denial itu malah semakin banyak yang beli. Ini situasinya sekarang. Maka harapan saya pejabat diem,” imbuhnya.

Link: https://news.detik.com/berita/d-6292183/pendiri-drone-emprit-penjualan-data-indonesia-meningkat-gegara-bjorka.

Pendiri Drone Emprit Anggap Cuitan Mahfud MD Tantangan Buat Bjorka

Jakarta, CNN Indonesia — Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi merespons cuitan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang mengaku tak mau ambil pusing usai hacker Bjorka membocorkan berbagai data pribadinya ke publik.
“Maaf pak. Masalahnya bukan di bapak @mohmahfudmd apakah peduli atau tidak. Tetapi pernyataan ini seperti menantang hacker untuk bertindak lebih jauh dan lebih parah,” cuit Ismail dalam akun Twitternya @ismailfahmi, Selasa (13/9).

Menurut Ismail, emosi Bjorka tersulut karena dirinya dianggap hoaks. Oleh karena itu, Bjorka terus menerus membuat sensasi yang mana merugikan publik.

CNNIndonesia.com telah mendapat izin Ismail untuk mengutip unggahan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD buka suara setelah hacker Bjorka membocorkan berbagai data pribadinya ke publik. Ia mengaku tak mau ambil pusing.

“Banyak yang japri saya bahwa data pribadi saya dibocorkan oleh Bjorka hacker. Saya tak ambil pusing dan tak ingin tahu,” kata Mahfud dalam akun Twitternya @mohmahfudmd, Selasa (13/9).

Menurut Mahfud, data pribadinya itu bukan lagi jadi rahasia publik. Ia menyebut data pribadinya dapat diakses oleh publik dengan mudah di Wikipedia hingga di dokumen Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) KPK.

“Sebab data pribadi saya bukan rahasia. Bisa diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku-buku saya, di LHKPN KPK. Data pribadi saya terbuka, tak perlu dibocorkan,” kata Mahfud.

Bjorka sebelumnya meledek Mahfud yang mengklaim data yang dibagikannya tak penting.

“how r u sir? are you sure no important databases is leaked? (bagaimana kabar Anda tuan? Yakin tidak ada data penting yang bocor?, red),” tulis Bjorka.

Bjorka pun membocorkan data pribadi milik Mahfud MD berupa nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat rumah, pendidikan, hingga data vaksinasi.

Sebagai informasi, Mahfud memang mengakui ada data negara yang bocor.

Namun, Mahfud mengklaim pelbagai data negara yang bocor ke publik itu bukan tergolong dokumen dengan klasifikasi rahasia. Karena data-data tersebut bisa diambil dari berbagai sumber terbuka dan kebetulan isinya sama.

Lihat Juga :
Bikin Akun Twitter Lagi, Bjorka Tawarkan Diri Bantu Pemerintah
Sejumlah tokoh telah masuk daftar serangan Bjorka. Sebelumnya Mahfud, ada Ketua DPR Puan Maharani, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri BUMN Erick Thohir, serta Gubernur DKI, Anies Baswedan.

Selanjutnya, ada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, aktivis politik media sosial Denny Siregar, dan Permadi Arya alias Abu Janda.

Link: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220913131334-192-847158/pendiri-drone-emprit-anggap-cuitan-mahfud-md-tantangan-buat-bjorka

Drone Emprit Heran Publik Tanggapi Positif Aksi Bjorka, Padahal Dirugikan

JAKARTA, KOMPAS.TV – Founder Drone Emprit Ismail Fahmi mengungkapkan bahwa sentimen masyarakat terhadap hacker atau peretas dengan nama akun Bjorka di Twitter cenderung positif.

“Menarik ya, padahal di satu sisi data-data masyarakat ini kan banyak yang bocor, harusnya mereka rugi,” kata Fahmi di Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Senin (12/9/2022).

Fahmi menerangkan, warganet justru menjadikan peretas yang telah membocorkan data registrasi SIM Card masyarakat Indonesia itu seolah-olah pahlawan.

Menurut dia, hal itu karena masyarakat sudah sering kecewa dan tidak percaya lagi kepada pemerintah terkait keamanan data.

“Misalnya registrasi SIM Card yang dibocorkan oleh Bjorka. Dulu Kominfo janji datanya akan aman, penipu tidak bisa spam, dan sebagainya. Tapi kan tetap terjadi dan itu jalan terus, publik protes, tidak ada perbahan,” ujarnya.

Ia menilai peretasan data masyarakat dan sejumlah pejabat publik yang dilakukan Bjorka seolah menampar pemerintah.

“Itu akhirnya didukung netizen (warganet) dan mereka suka sekali. Padahal data itu merugikan warga,” jelasnya.

Baca Juga: Pakar Digital Forensik: Kebocoran Data Salah Penyelenggara Sistem Elektronik, Bukan Masyarakathttps://www.youtube.com/embed/aWLSeIkvMS0?rel=0

Menurut Fahmi, kemarahan dan kekesalan publik terhadap pemerintah harus dipahami dari sisi komunikasi publik pemerintah.

“Masyarakat saat ini ada distrust (ketidakpercayaan -red), kok diminta menjaga NIK? Sudah enggak percaya, suruh jaga NIK,” ujarnya menanggapi pernyataan Menkominfo beberapa hari lalu. 

“Kan jadi semakin marah, makin kesal,” imbuhnya.

Ia membandingkan penanganan perlindungan data oleh pemerintah Singapura. Pemerintah negara tetangga Indonesia itu, kata dia, menjelaskan kepada masyarakat tentang dampak, kerugian, serta tindakan yang harus dilakukan warganya jika terjadi kebocoran data pribadi.

“Seperti ini kan akan menimbulkan kepercayaan ya,” terangnya.

Menurut dia, pemerintah Indonesia mestinya tidak menyangkal adanya kebocoran data yang terjadi.

“Masyarakat akan lebih respect (menghormati -red) kalau melihat pemerintah di sisi masyarakat, melindungi masyarakat,” ungkapnya.

Ia menyarankan pemerintah untuk mengakui adanya kebocoran data dan memperbaiki kepercayaan publik. Sebab menurutnya, komunikasi publik pemerintah terhadap masyarakat sangat penting.

Link: https://www.kompas.tv/article/327727/drone-emprit-heran-publik-tanggapi-positif-aksi-bjorka-padahal-dirugikan

Jangan Ikut Sebar Data dari Bjorka, Pokoknya Jangan!

Jakarta – Aksi hacker Bjorka menyebar data pribadi pejabat Indonesia di media sosial menjadi buah mulut. Netizen jangan ikut-ikutan menyebarkan data pribadi tersebut!
Diketahui, Bjorka berkomunikasi dengan netizen baik di forum breached.to, di Twitter maupun Telegram. Belakangan akun Twitternya ditangguhkan, sementara komunikasi lewat Telegram masih berjalan.

Para followernya bisa melihat Bjorka memposting foto data pribadi para pejabat Indonesia dan pegiat medsos. Mereka antara lain Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Tohir, pegiat medsos pro pemerintah Denny Siregar dan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan.

Tapi, jangan latah ikut menyebar gambar data pribadi ini ya. Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan reaksi netizen Indonesia seharusnya jangan latah ikut menyebarkan.

“Netizen harus hati-hati dan kenal dengan UU ITE. Jangan ikutan spill data,” kata Ismail Fahmi dalam wawancara dengan detikINET, Minggu (11/9/2022).

Baca juga:
Bjorka Ungkap Motif Asli Ganggu Indonesia, Ngaku Korban Orde Baru
Ismail mencontohkan, data seorang menteri disebar oleh Bjorka. Itu adalah data pribadi dan jika kita ikutan menyebarkan, maka bisa dijerat dengan UU ITE.

“Itu sudah salah karena penyebaran transmisi elektronik,” kata dia.

Kepo sih boleh saja terhadap Bjorka, tapi jangan fear of missing out (FOMO) dan lalu latah menyebarkan data pribadi orang lain. Ingat, jerat UU ITE nyata adanya.

Ismail Fahmi meminta netizen tetap kritis. Informasi yang disebar Bjorka, sebenarnya banyak juga informasi lama yang orang sudah tahu.

Dia mengatakan banyak informasi yang sudah diketahui pakar keamanan siber. Bedanya, para ahli keamanan Indonesia tidak koar-koar di media sosial seperti Bjorka meskipun tahu. Mereka paham ada UU ITE dan fokus untuk menutup kebocoran data tersebut.

“Harus kritis kepada siapapun yang mengaku ahli membocorkan data,” pungkasnya.

Link: https://inet.detik.com/security/d-6286059/jangan-ikut-sebar-data-dari-bjorka-pokoknya-jangan.

Soal Hacker Bjorka, Pakar Ingatkan Warganet Hati-Hati Bagikan Data dan Sebut Motif Lebih ke Politik

KOMPAS.TV – Ismail Fahmi, Founder Drone Emprit, memperingatkan warganet atau netizen agar berhati-hati jika turut membagikan data yang dipublikasikan oleh akun media sosial Bjorka.

Menurutnya, jika membagikan data tersebut secara utuh, pelakunya dapat dikategorikan melakukan doxing, dan dapat dijerat dengan Undang-undang ITE.

Hati-hati buat netizen yg seneng karena dapat spill data dari Bjorka. Kalau ikut ngeshare data lengkap, bisa masuk kategori doxing, transmisi data pribadi,” tulis Ismail seperti dikutip dari akun Twitternya, setelah Kompas TV diberi izin mengutip.

Penyebaran data spt ini bisa kena UU ITE. Bjorka mungkin aman, tapi anda mudah ditemukan.”

Dalam unggahannya, Ismail juga mempertanyakan akun Bjorka yang seolah membuka latar belakang dan jati dirinya sendiri di media sosial. 

Baca Juga: Bjorka Kembali Bagikan Data di Channel Telegram, Kali Ini Diduga Milik Puan hingga Denny Siregar

Lha kok malah membuka background dan jati dirinya? Kan jadi ketahuan motif sampeyan, tidak murni leaking tapi ada unsur perlawanan pada politik orba.”

Menurutnya, dengan itu, akan lebih mudah mencari sosok Bjorka.

Ini nyarinya jadi lbh mudah: cari WNI yg dikirim ke Warsawa jaman Sukarno, sudah meninggal, punya anak asuh. Pasti ndak banyak.”

“Kalau motifnya terkait orba, ya ndak relevan dengan jaman sekarang. Udah banyak berubah,” pernyataan dia.

Bahkan, Ismail mempertanyakan motif Bjorka yang dinilainya bukan lagi menjual data, tetapi justru lebih ke politik.

Apakah Bjork ini benar ada di Warsawa spt pengakuannya atau ada di Indonesia, motifnya kok sptnya ndak lagi jualan data, tp lebih ke politik?

Meski demikian, kemunculan Bjorka disebutnya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan data pribadi (PDP).

Selama ini sebelum Bjorka muncul juga sudah terbukti soal keamanan data kita masih sangat payah.

Teman2 ahli security juga tahu lebih banyak kebocoran di mana saja. Cuma ndak mau teriak2.

Tapi thanks ke Bjorka, bikin kesadaran atas PDP jd meningkat.” 

Sebelumnya diberitakan Kompas TV, Bjorka melakukan doxing atau penyebaran informasi pribadi milik sejumlah publik figur, mulai dari Menkominfo Johnny G Plate hingga Denny Siregar.

Kebocoran data pribadi itu mulai dari  Nomor Induk Keluarga (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), gelar, alamat, nomor telepon, nama anggota keluarga hingga nomor vaksin.

Baca Juga: Sebelum Kasus Bjorka, Ini Deretan Situs Pemerintah yang Dibobol Hacker hingga Pertengahan 2022

Sebuah akun twitter @bjorkanism sempat mengucapkannya hal yang sama, mengucapkan selamat ulang tahun ke-66 pada Menteri Johnny.  “Happy birthday,” bunyi tulisan dalam akun itu pada Sabtu siang. 

Belum bisa dipastikan siapa bjorka dan apakah bjorka merupakan pemilik akun twitter tersebut. Namun dalam akun instagram bjorkanism, selain mengucapkan ulang tahun, ia juga melakukan doxing dengan membocorkan data pribadi Menteri.

Link: https://www.kompas.tv/article/327293/soal-hacker-bjorka-pakar-ingatkan-warganet-hati-hati-bagikan-data-dan-sebut-motif-lebih-ke-politik?page=2