JawaPos.com – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin aplikasi PeduliLindungi dikembangkan, sehingga tersedia fitur pembayaran digital, salah satunya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Menurutnya, potensi pengguna PeduliLindungi yang besar perlu dimanfaatkan seiring bermembangnya sistem pembayaran digital dan banyaknya pelaku UMKM yang menggunakan QRIS.
Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi memandang, ide tersebut perlu disertai dengan aspek kredibilitas aplikasi PeduliLindungi itu sendiri. Menurutnya, sebelum melakukan pengembangan terhadap aplikasi tersebut, pemerintah perlu membangun kepercayaan masyarakat terlebih dahulu.
“Bangun dulu trust publik terhadap aplikasi PeduliLindungi. Jadi, dapatkan kepercayaan publik dulu,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Kamis (23/9).Baca juga:Luhut Ingin PeduliLindungi Sediakan Fitur QRIS
Ismail menyebut, keinginan Luhut tersebut sangat menarik, tapi perlu dikritisi karena aplikasi PeduliLindungi ini masih banyak kekurangannya. Masih banyak masyarakat yang mengeluhkan performa aplikasi tersebut.
“PeduliLindungi masih banyak kekurangannya. Permasalahan kemarin perlu diselesaikan seperti sempat dikabarkan bocor, dan keluhan masyarakat seperti eror. Jadi, perlu kedepan gimana. Mana yang oke mana yang nggak,” ungkapnya.
Ismail mengatakan, membangun kepercayaan terhadap aplikasi PeduliLindungi memang menjadi PR pemerintah. Pasalnya. jika berkaca pada aplikasi pembayaran lain seperti Gopay, dia pun melalui proses atau tahapan yang tidak sebentar.
“Pokoknya trust nomor 1. Misalnya masyarakat sekarang banyak yang pakai Gopay karena sudah lama dan itu digunakan untuk pembayaran keperluan internal seperti ojek. Setelah lama baru pakai payment untuk pembayaran lain,” jelasnya.
Ismail pun meminta Luhut untuk bersabar sembari meningkatkan keamanan digital aplikasi PeduliLindungi dan membangun kepercayaan pengguna. “Sebelum mengarah ke payment, payment itu kan security-nya harus lebih bagus. Kemarin data di-hack sempat, apalagi menaruh uang di situ, nggak akan mudah. Kalau seandainya nanti dipasang belum tentu publik dipercaya dan dipakai,” pungkasnya.