Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim punya big data berisi 110 juta pengguna media sosial yang punya aspirasi tunda Pemilu 2024. Pakar media sosial Ismail Fahmi meragukan klaim Luhut.
“Sumber klaim data 110 juta netizen bicara soal presiden tiga periode atau perpanjangan (masa jabatan) itu dari mana?” tanya Ismail Fahmi lewat cuitan akun Twitter-nya, @ismailfahmi, Sabtu (12/3/2022).
Baca juga:
Luhut Klaim Punya Big Data Rakyat Mau Pemilu Ditunda, PKS: Sumber Tak Jelas
Ismail Fahmi mengizinkan detikcom mengutip cuitannya. Dia memastikan konteks sorotannya adalah soal klaim Luhut di acara kanal YouTube Dedi Corbuzier itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Analis media sosial Drone Emprit and Kernels Indonesia ini kemudian merujuk ke data Laboratorium Indonesia 2045 atau LAB 45, lembaga kajian yang pernah membahas isu ini. Andi Widjajanto adalah Penasihat Senior LAB 45, ada pula Jaleswari Pramodhawardani dan Sigit Pamungkas yang ada di lembaga itu. LAB 45 pernah menyebut angka jumlah netizen di Twitter yang tak sebanyak klaim luhut, yakni 110 juta netizen itu.
“Kalau dari LAB 45 sendiri, hanya 10.852 akun Twitter yang terlibat pembicaraan presiden tiga periode, mayoritas nolak. Itu sesuai data Drone Emprit,” kata Ismail Fahmi sambil mencantumkan tangkapan layar paparan analisis LAB 45 tertanggal 22 Juni 2021.
“Ralat: 10.852 itu adalah akun yang turut bicara, plus yang di-mention, meski nggak ikut bicara. Contoh akun SBY, tidak ikut bicara, tapi ada dalam SNA (social network analysis) karena di-mention. Jadi saya kira yang aktif dalam percakapan kurang dari jumlah di atas,” kata Ismail Fahmi.
Pria peraih gelar PhD dalam ilmu informasi di Universitas Groningen, Belanda, ini menjelaskan hanya ada sekitar 10 ribu pengguna Twitter yang aktif bicara soal perpanjangan masa jabatan presiden. Padahal, ada 18 juta pengguna Twitter di Indonesia. Berarti, akun yang bicara soal perpanjangan masa jabatan presiden sekitar 0,055 persen dari total pengguna Twitter di Indonesia. Itu jauh dari klaim Luhut yang menyebut ratusan juta netizen.
“110 juta (netizen) sepertinya impossible,” kata Ismail Fahmi.
Bisa jadi netizen yang dirujuk Luhut bukanlah netizen di Twitter, tapi di Facebook. Ismail juga membuat perkiraan. Pengguna Facebook di Indonesia ada 140 juta pada 2021. Bila asumsi pengguna Facebook yang bicara perpanjangan masa jabatan presiden adalah 0,055 persen dari total jumlah pengguna Facebook di Indonesia, jumlahnya juga maksimal cuma 77 ribu, tidak sampai ratusan juta akun.
“Jadi impossible ada 110 juta yang ikut aktif bicara, kecuali di-mark up seribu kali lebih datanya,” kata Ismail Fahmi.
Klaim Luhut
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu berbicara di acara kanal YouTube Deddy Corbuzier, Jumat (11/3) kemarin. Kata Luhut, dia punya data aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.
“Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah,” kata Luhut.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Sui/detikcom)
Dari data tersebut, Luhut menjelaskan masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang. Masyarakat, kata Luhut, tak ingin gaduh politik dan lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.
“Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu,” ujarnya.
(dnu/bar)