Pemerintah Ngaku Salah Pakai Istilah New Normal Dipuji, Membaca Lagi Peta Sebarannya

AKURAT.CO, Pemilihan diksi New Normal di tengah pandemi COVID-19 belakangan diakui pemerintah kurang tepat karena justru memusingkan masyarakat. Akhirnya pemerintah mempebaikinya dengan mengubah istilah New Normal menjadi adaptasi kebiasaan baru.

Analis Drone Emprit and Kernels Indonesia Ismail Fahmi mengapresiasi sikap pemerintah mau mengakui dan mengoreksi kesalahan. Menurut Ismail Fahmi dengan istilah New Normal, masyarakat lebih ingat pada kata normal sehingga mereka cenderung memaknai kembali menjadi normal.

Ismail Fahmi mengatakan pemilihan istilah memang sangat penting. Menurut pengamatannya, hanya Indonesia yang selama ini paling aktif menggunakan istilah New Normal.

“Lihat kembali data Drone Emprit bulan Juni lalu. Indonesia jauh meninggalkan US, UK, dan lain-lain. Negara lain pakai “lockdown easing.” Masih ada “lockdown”-nya,” kata Ismail Fahmi.

Menurut hasil analisis yang dilakukan Drone Emprit mengenai bagaimana New Normal dikampanyekan di Indonesia, terbaca sebelum tanggal 26 Mei, istilah itu belum banyak dipakai. Setelah itu, kampanye masif menggunakan berbagai tagar NewNormal dijalankan.

“Saya kira kampanye berhasil. Masyarakat “kembali ke normal,” cuma lupa “baru”-nya,” kata dia

Peta percakapan New Normal memperlihatkan bagaimana kampanye menggunakan tagar #NewNormal ini dijalankan cukup berhasil.

“Nah, sekarang mungkin perlu kampanye baru yang mengandung tagar #AdaptasiKebiasaanBaru. Kepanjangan ya? Kalau #AKB malah sulit dipahami. Mainkaaan,” kata Ismail Fahmi.

Ada 2,2 juta hasil pencarian di Google untuk query: Zoom Webinar “New Normal.” Kebanyakan dari Indonesia. Istilah ini sudah menempel mungkin di jutaan peserta webinar via Zoom di seluruh Indonesia. Menurut Ismail Fahmi hal itu menunjukkan demikian hebatnya dampak istilah dan kampanye New Normal.

Sejak istilah New Normal dikampanyekan di Indonesia, tren pencarian istilah ini di Google juga melonjak tajam pada tanggal itu (24-30 Mei).

Dari peta sebaran Google Trends Worldwide, terbukti juga Indonesia yang paling tinggi volume pencariannya, diikuti Thailand, Korsel, lalu Filipina. 

“Mari kembali bekerja, jangan berhenti di kata-kata. BTW, saya lagi mempelajari istilah baru yang mulai ngetrend secara Internasional, termasuk di sini: Positivity Rate,” katanya.

Link: https://akurat.co/news/id-1163510-read-pemerintah-ngaku-salah-pakai-istilah-new-normal-dipuji-membaca-lagi-peta-sebarannya

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s