Jakarta – Masyarakat sempat gembira karena harga BBM tidak naik pada 1 September 2022. Mereka berubah jadi emosi 2 hari kemudian. Mungkin rasanya seperti kena prank.
Para pendukung dan kontra kenaikan harga BBM dikupas tuntas Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi. Dia merilis data terbaru analisa Drone Emprit. Tren Kenaikan Harga BBM menampilkan data media sosial dari 28 Agustus – 4 September 2022.
Dia melakukan analisis emosi dan tren sentimen. Pada tren sentimen, sentimen negatif sempat kalah dengan sentimen positif pada 1 September 2022 ketika harga BBM tidak naik.

“Pasca tidak adanya pengumuman kenaikan BBM pada 1 September, publik tampak lega,” kata Ismail Fahmi yang sudah mengizinkan dikutip detikINET, Selasa (6/9/2022).
Hal ini membuat perbincangan tentang harga BBM turun. Percakapan bernada puas, juga naik signifikan pada periode ini
Namun, begitu harga BBM naik pada 3 September 2022, sentimen negatif langsung berlambung tinggi. Nada kekecewaan terlihat sangat dominan dalam percakapan di media sosial.
“Pengumuman kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada 3 September, sontak membuat publik kaget dan mendorong percakapan sangat tinggi,” kata dia.

Hal senada terjadi pada analisis emosi. Warganet rupanya sempat bahagia karena harga BBM tidak naik. Namun kebahagiaan itu berubah menjadi amarah saat harga BBM naik 3 September 2022. Rasanya ini ibarat seperti kena PHP atau prank.
“Selain surprise, emosi yang juga cukup kuat adalah joy yang didorong ungkapan bahagia publik saat harga BBM tidak naik pada 1 September, dan anger yang didorong kemarahan publik atas naiknya harga BBM pada 3 September,” kata Ismail Fahmi.