Jakarta, CNN Indonesia — Pendiri Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengungkap sebaran narasi yang seliweran di jagat Twitter terkait Aksi Cepat Tanggap (ACT). Kasus ACT pun menjadi perbincangan sejumlah netizen.
Ismail mengatakan pemberitaan seputar ACT terjadi peningkatan Senin (5/7) menghasilkan 2.467 mentions. Terlebih, kasus itu dilakukan proses penyelidikan yang dilakukan PPATK, Bareskrim, Densus 88 dan Kemensos.
“Perbincangan soal penyalahgunaan dana ACT alami eskalasi di tanggal 5 Juli dengan 27.380 mentions, didorong oleh kritikan publik atas kasus penyelewengan dana umat oleh ACT yang diulas oleh majalah Tempo,” ujar Ismail lewat Twitternya, Kamis (7/7).
Ismail menilai perbincangan berkembang dan muncul kontra narasi yang mengarah pada kemungkinan pengalihan isu, sebagai upaya pemerintah untuk menjatuhkan ACT.
“Perbincangan diprediksi akan tetap alami peningkatan seiring dengan temuan baru di lapangan,” ujarnya.
Lihat Juga :
ACT Kirim Surat Minta Batal Pencabutan Izin PUB, Kemensos Belum Terima
Sebagai informasi, tagar #KamiPercayaACT juga sempat menjadi Trending Topics Indonesia pada 5 Juli dari pukul 06.00 hingga 10.30 WIB.
“Sempat turun, lalu naik lagi di posisi 5 TTI besar pada 6 Juli dini hari. Kemudian, konsisten melandai,”katanya.
Lewat analisis Ismail, pembahasan ihwal ACT didominasi sentimen negatif warganet yaitu sebanyak 58 persen.
Hal itu dipicu penyelidikan penyelewengan aliran dana ACT, amplifikasi pemberitaan soal kejanggalan pengelolaan dana ACT, keterkaitan ACT dengan organisasi terorisme hingga oposisi.
Ismail juga mengungkap ada narasi positif yang ditujukan kepada ACT, yaitu sekitar 34 persen. Kebanyakan menampik adanya keterkaitan ACT dengan Anies Baswedan, kaitan permasalahan ACT dengan ijin Kemensos.
Menurut Ismail, perbincangan di media sosial terbagi menjadi klaster pro ACT dan klaster Kontra ACT. Pada klaster pro ACT dominan diisi akun-akun pro oposisi.
Ia mengatakan narasi yang paling kuat adalah kasus ACT merupakan upaya pengalihan isu. Dukungan pada ACT juga dikampanyekan lewat tagar #KamiPercayaACT.
Lihat Juga :
Pelanggaran ACT Versi Pemerintah yang Berujung Pencabutan Izin
Berdasarkan 25 top Influencer, kata Ismail, narasi netral cenderung dilontarkan oleh pihak kepolisian yang menunggu penyelidikan untuk memproses kasus penyelewengan dana ACT lebih lanjut.
Ismail menyimpulkan, tren pemberitaan dan perbincangan terkait isu penyelewengan dana ummat oleh ACT naik sangat signifikan pada 5 Juli 2022.
“Tren diperkirakan akan terus bertumbuh seiringramainya pro kontra keputusan Kemensos dan perdebatan publik di media sosial,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Ismail, sentimen isu penyelewengan dana ACT dari 30 Juni sampai 6 Juli 2022 pukul 19.59 WIB, pemberitaan media online 31 persen negatif, dan narasi media sosial: 58 persen negatif.
Dia mengatakan narasi negatif yang dilontarkan di media sosial lantaran didorong jumlah fantastis angka-angka rupiah yang diterima petinggi ACT.
Sebelumnya, laporan investogasi Majalah Tempo mengungkapkan gaji Ketua Dewan Pembina ACT disebut-sebut lebih dari Rp250 juta per bulan.
Sedangkan senior vice president, mendapat upah sekitar Rp150 juta, vice president mendapat Rp80 juta per bulan. Untuk di level direktur eksekutif digaji sekitar Rp50 juta per bulan, dan direktur mendapat Rp30 juta per bulan.
(can/mik)