Jakarta, CNN Indonesia —
Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi menyatakan pengguna Twitter satu suara dalam merespon video wawancara musisi Anji dengan Hadi Pranoto tentang obat virus corona Covid-19. Dia mengatakan warganet memilih mengkritik dan memberi saran kepada Anji.
“Grafik SNA ini menampilkan hubungan antar akun di Twitter yang ditarik karena mereka saling me-retweet (agree) atau mention (diskusi). Hasil: akun-akun besar yg biasanya terpolarisasi dalam kubu pro-kontra, kini membentuk satu cluster besar bersama2,” kicau Ismail, Rabu (5/8).
Ismail menuturkan hasil analisis DE memperlihatkan percakapan tentang Anji dan Hadi Pranoto paling banyak diramaikan oleh akun yang selama ini netral (non partisan), misalnya @ElgarLouee, @wowrfd, @fullmoonfolks, @pawpaoST, dan @jcowacko.
Dari sekian banyak akun yang paling banyak di-retweet, Ismail membeberkan tidak ada yang mendukung Anji. Selain mengkritik, akun-akun tersebut memberikan saran kepada Anji.
“Hal di atas sebenarnya membuktikan bahwa mayoritas netizen itu cukup cerdas dalam menilai konten berisi klaim yang mengandung kebohongan atau kesalahan yang fatal terkait covid-19. Mereka bisa mengecek, dan bahkan ramai-ramai melaporkan agar platform menghapus videonya,” ujarnya.
Sedangkan di Instagram, Ismail menyebut halaman milik Anji tampak banyak sekali yang percaya dan mendukung, misalnya artis Via Vallen meski kemudian meralat. Di Facebook, penjelasan Kementerian Kesehatan tentang klaim dan informasi yang salah dari video Anji dan HP menjadi yang paling banyak mendapat sorotan.
Tidak percaya dan marah
Ismali menyampaikan pengguna Twitter tidak percaya dan marah atas video Anji dan Hadi Pranoto. Mereka tampak menyoroti Anji yang tidak percaya pemerintah, percaya konspirasi, dan mereka tak percaya isi video Anji.
“Kesalahan fatal dalam video bikin netizen marah kepada Anji dan Hadi,” kicau Ismail.
Berdasarkan usia, pengguna Twitter berusia 19-29 tahun paling banyak terlibat dalam perbincangan tentang Anji dan Hadi Pranonto dengan 52.35 persen. Sedangkan yang berusia di bawah 18 tahun sebanyak 35,44 persen.
“Kebanyakan anak-anak muda, generasi Millenial dan Z yg membahas,” ujarnya.
Dari sisi gender, warganet di Twitter yang berhasil dideteksi jenis kelaminnya oleh Drone Emprit sebanyak 58,21 persen dari total 81.994 user. Di antara mereka, paling banyak adalah laki-laki sebesar 57,85 persen dan perempuan sebanyak 42,15 persen.
Ismail menyimpulkan video obat Covid-19 yang dibuat Anji dan Hadi Pranoto menjadi pelajaran bahwa misinformasi oleh seorang influencer bisa berdampak serius kepada publik. Cluster besar terkait Anji juga memperlihatkan banyak yang cerdas dan waras memilih informasi.
“Ketika mengajak artis yg pengikutnya sangat besar, harusnya mereka tidak dilepas tanpa referensi ahli, khususnya kalau membuat postingan terkait covid19. Kalau influencer ini cari bahan sendiri, dikhawatirkan bisa salah dan kontra produktif bagi upaya melawan covid,” ujar Ismail.